Membangun Karakter Remaja Melalui Nilai Budaya Saprahan Di Desa Sengawang Kabupaten Sambas

Izhar Salim(1), Daniel Daniel(2*), Agus Purwanto(3), Rino Rino(4),

(1) Universitas Tanjungpura
(2) Universitas Tanjungpura
(3) Universitas Tanjungpura
(4) Universitas Tanjungpura
(*) Corresponding Author




DOI: https://doi.org/10.26858/sosialisasi.v1i1.21700

Abstract


Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana membangun karakter remaja melalui nilai budaya saprahan di desa Sengawang Kabupaten Sambas.Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan derskriptif. Sedangkan teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, dan wawancara mendalam serta menggunakan dokumentasi sebagai peguatan dalam penelitian ini. Hasil yang didapat pada riset ini bahwa Saprahan merupakan adat istiadat yang sudah dilakukan secara turun temurun dan dilakukan dengan sekelompok masyarakat yang ada di lingkungan tersebut. Nilai yang terkandung dalam budaya Saprahan merupakan nilai karakter yang dimana nilai karakter ini sangat penting, terutama dalam kehidupan bermasayarakat sehari-hari, karena nilai karakter yang ada dalam budaya Saprahan dapat melahirkan suatu sikap yang sesuai dengan norma, baik norma sosial, agama, hingga adat-istiadat yang sudah dilestarikan turun-temurun.


Keywords


Karakter; Remaja; Nilai, Tradisi Saprahan

Full Text:

PDF

References


Affandy, S. (2017). Penanaman nilai-nilai kearifan lokal dalam meningkatkan perilaku keberagaman peserta didik. Jurnal Atthulab, 2(2), 192–207.

Daniah. (2016). Kearifan lokal (local wisdom) sebagai basis pendidikan karakter. Pionir: Jurnal Pendidikan, 5(2).

Ermawan, D. (2017). Pengaruh globalisasi terhadap eksistensi kebudayaan daerah di Indonesia. Jurnal Kajian Lemhannas RI, 32, 5–12.

Estuningtyas, R. D. (2018). Dampak globalisasi pada politik, ekonomi, cara berfikir dan ideologi serta tantangan dakwahnya. Jurnal An-Munzir, 2.

Hasni, Nur, M. I., Fauziah, N., & Purwanto, A. (2021). Dilema identitas kebudayaan dalam tradisi ma’tinggoro tedong ala suku Toraja di era turisfikasi. Jurnal Sosialisasi, 8(1), 7–15.

Larasati, D. (2018). Globalisasi budaya dan identitas: pengaruh dan eksistensi hallyu (KoreanWave) versus westernisasi di Indonesia. Jurnal Hubungan Internasional, 9(1), 109–120.

Mahdayeni, Alhaddad, M. R., & Saleh, A. S. (2019). Manusia dan kebudayaan (manusia dan sejarah kebudayaan, manusia dalam keanekaragaman budaya dan peradaban, manusia, dan sumber penghidupan). Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 7(2), 154–165.

Martijo, E. R., & Juniardi, K. (2021). Urgensi penanaman nilai-nilai budaya berbasis tradisi saprahan dalam pembelajaran sejarah lokal di Kota Pontianak. Swadesi: Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Sejarah, 11(1), 59–73.

Moleong, L. J. (2019). Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). PT. Remaja Rosda Karya.

Nahak, H. M. I. (2019). Upaya melestarikan budaya Indonesia di era globalisasi. Jurnal Sosiologi Nusantara, 5(1), 65–76.

Nismawati, & Nugroho, C. (2021). Pelestarian akulturasi adaptasi budaya mapalus daerah Minahasa Sulawesi Utara. Jurnal Sosialisasi, 8(1), 45–52.

Njatrijani, R. (2018). Kearifan lokal dalam perspektif budaya kota Semarang. Gema Keadilan, 5(1), 16–31.

Nurrizka, A. F. (2016). Peran Media Sosial di Era Globalisasi Pada Remaja di Surakarta Suatu Kajian Teoritis dan Praktis Terhadap Remaja dalam Perspektif Perubahan Sosial. Jurnal Analisa Sosiologi, 5(1), 28–37.

Prayogi, R., & Danial, E. (2016). Pergeseran nilai-nilai budaya pada suku Bonai sebagai Civic Culture di kecamatan Bonai Darussalam kabupaten Rokan Hulu provinsi Riau. Jurnal Humanika, 23(1), 61–79.

Putri, A. E. (2019). Analisis kebutuhan bahan ajar berbasis literasi digital nilai-nilai kearifan lokal pada tradisi saprahan di Pontianak. Yupa: Historical Studies Journal, 3(1), 1–7.

Putri, A. E. (2020). Analisis Kebutuhan Bahan Ajar Berbasis Literasi Digital Nilai-Nilai Kearifan Lokal pada Tradisi Saprahan di Pontianak. Yupa: Historical Studies Journal, 3(1), 1–7. https://doi.org/10.30872/yupa.v3i1.132

Samrin. (2016). Pendidikan karakter (sebuah pendekatan nilai). Jurnal Al-Ta’dib, 9(1), 120–143.

Saputra, L. (2019). Peran tokoh masyarakat dalam melestarikan tradisi saprahan di desa Pusaka kecamatan Tebas. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa, 8(9).

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

Sumarto. (2019). Budaya, pemahaman dan penerapannya “aspek sistem religi, bahasa, pengetahuan, sosial, kesenian, dan teknologi.” Jurnal Literasiologi, 1(2), 144–159.

Surahman, S. (2016). Determinisme teknologi komunikasi dan globalisasi media terhadap seni budaya Indonesia. Jurnal Rekam, 12(1), 31–42.

Tapung, M. M. (2016). Pendidikan multikultural dan relevansinya bagi penguatan nasionalisme bangsa Indonesia. Jurnal Wawasan Kesehatan, 1(1), 60–87.

Triyanto. (2018). Pendekatan kebudayaan dalam penelitian pendidikan seni. Jurnal Imajinasi, 12(1), 65–76.

Wahab, Erwin, & Purwanti, N. (2020). Budaya saprahan melayu sambas: asal usul, prosesi, properti dan pendidikan akhlak. Arfannur: Journal of Islamic Education, 1(1), 75–86.


Article Metrics

Abstract view : 889 times | PDF view : 107 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.