MAKNA EDUKASI RITUS RAMBU SOLO’ PADA MASYARAKAT TORAJA DI KECAMATAN SALUPUTTI KABUPATEN TANA TORAJA

Gersiani Matana(1*), M. Ridwan Said Ahmad(2),

(1) Universitas Negeri Makassar
(2) Universitas Negeri Makassar
(*) Corresponding Author




DOI: https://doi.org/10.26858/sosialisasi.v0i0.13222

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) makna edukasi ritus rambu solo’ pada masyarakat Toraja di Kecamatan Saluputti Kabupaten Tana Toraja, 2) bagaimana tanggapan masyarakat mengenai ritus rambu solo’ di Kecamatan Saluputti Kabupaten Tana Toraja. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria yaitu tokoh masyarakat dalam hal ini tokoh adat yang paham tentang ritus rambu solo’, pemerintah dan staff di Kecamatan Saluputti, dan masyarakat yang pernah melaksanakan ritus rambu solo’ minimal 2 kali. Informan dalam penelitian ini berjumlah 9 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui tahapan mereduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teknik pengabsahan data menggunakan member check. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) makna edukasi ritus rambu solo’ pada masyarakat Toraja di Kecamatan Saluputti yaitu: a) melestarikan nilai-nilai keluarga. Komponen utama dalam ritus rambu solo’ adalah keluarga sehingga membangun rasa tanggungjawab terhadap keluarga dan rasa saling menghargai satu sama lain merupakan aspek penting yang harus dipertahankan oleh masyarakat, b) menghargai/mencintai kebudayaan sendiri diwujudkan masyarakat dengan melibatkan generasi muda dalam pelaksanaan rambu solo’ agar mereka mengenal lalu mempertahankan kebudayaan tersebut, c) membangun jiwa sosial dalam hal ini memperkuat solidaritas dan membentuk sikap peduli terhadap sesama; (2) tanggapan masyarakat mengenai ritus rambu solo’ di Kecamatan Saluputti Kabupaten Tana Toraja yaitu sebagian masyarakat menanggapi dengan positif  alasannya karena: a) memperkuat semangat kekeluargaan, b) sebagai tempat untuk berdonasi dalam sektor pembangunan, c) memotivasi masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan dan d) membangun gotongroyong dalam masyarakat. Adapun masyarakat yang menanggapi secara negatif karena adanya beberapa alasan diantaranya: a) adanya pemborosan, b) hadirnya budaya gengsi, dan c) sebagian masyarakat lebih mementingkan rambu solo’ daripada pendidikan anaknya.

 


Keywords


Makna Edukasi; Masyarakat

Full Text:

PDF

Article Metrics

Abstract view : 124 times | PDF view : 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.