Tari Pakarena Sebagai Instrumen Penanaman Nilai Tradisional bagi Siswa Penyandang Tunarungu SLB Pembina Tk. Provinsi Sulawesi Selatan

Andi Padalia(1*), Andi Taslim Saputra(2), Bau Salawati(3),

(1) Fakultas Seni dan Desain, Universitas Negeri Makassar
(2) Fakultas Seni dan Desain, Universitas Negeri Makassar
(3) Fakultas Seni dan Desain, Universitas Negeri Makassar
(*) Corresponding Author



Abstract


Abstrak. Sangat sedikit penyandang tunarungu yang menari, setidaknya tidak dalam skala yang cukup besar. Setelah mempelajari program sepulang sekolah, kami menemukan bahwa penyandang tunarungu hampir tidak pernah diikutsertakan dalam program tari. Data observasi awal menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mengikuti kegiatan menari sama dengan jumlah siswa yang menari. Penyandang tunarungu tidak terlalu termotivasi untuk menari. Hal ini dialami oleh peserta tunarungu di TK SLB Pembina Provinsi Sulawesi Selatan. Perlu adanya solusi yang dapat mengantisipasi dan mendorong partisipasi siswa tunarungu dalam menari. Salah satu upayanya adalah memperkuat adat istiadat komunitas tunarungu dengan pengajaran tari ahli yang menggabungkan aspek moral, pendidikan, hiburan, dan budaya daerah tersebut. Tari Pakarena adalah cara yang bagus untuk membantu siswa mempelajari dan menghargai budaya. Dapat dipadukan dengan permainan untuk kelompok mitra. Siklus hidup pengembangan multimedia digunakan dalam program kegiatan mahasiswa ini; pendekatan ini mencakup pengumpulan konsep, desain, dan dokumentasi. Tari Pakarena dapat dimanfaatkan dalam pelatihan khusus untuk mendorong penyandang tunarungu agar berkreasi dan menghidupkan ciri khasnya dalam kerangka identitas daerah. Prosesnya melibatkan perakitan, pengujian, dan distribusi. Tim pengabdian masyarakat kami menawarkan ragam gerak tari Pakarena sebagai sarana penguatan nilai-nilai tradisional dan mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi penyandang tunarungu. Pada kegiatan pertama dijelaskan tahap konsep, agenda, tujuan, konsep, dan modalitas pelatihan. Pengumpulan dan ringkasan data adalah tahap kedua. Ketiga, adegan uji coba tari Pakarena. Dengan memasukkan tari Pakarena ke dalam kehidupan sehari-hari, maka potensi peserta pelatihan dinilai dan dijabarkan pada fase terakhir ini.

Kata Kunci : Pelatihan, Tari Pakarena, SLB 

 


Full Text:

PDF

References


DAFTAR PUSTAKA

Herdiana, D. (2018). Sosialisasi Kebijakan Publik: Pengertian dan Konsep Dasar. Jurnal Ilmiah Wawasan Insan Akademik, 14(November), 13–26.

Karlina, Lilis. (2020). Fenomena Terjadinya Kenakalan Remaja. Jurnal Edukasi Nonformal. Volume 1 Nomor 1.

Murtani, A. (2019). Sosialisasi Gerakan Menabung. Seminar Nasional Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Stimik Pontianak. 29 Juli 2019.

Ramli, Asia. (2021). Nilai-nilai Pendidikan dalam Pertunjukan Teater Rakyat Kondobuleng. Jurnal Publikasi Pendidikan. Volume 11 Nomor 2.

Sumaera, D, Sahadi, S, Meilanni, B, S. (2017). Kenakalan Remaja dan Penanganannya. Jurnal Penelitian dan PPM. Volume 4 No 2.

Suprajitno, S. (2017). Teater Sebagai Media untuk Pengabdian Masyarakat. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement), 3(1), 96.


Article Metrics

Abstract view : 25 times | PDF view : 3 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.