Pelatihan Penerjemahan Lisan bagi Guru-guru Bahasa Inggris

Chairil Anwar Korompot(1*), Muhammad Miftah Fauzan(2), Riny Jefri(3),

(1) Universitas Negeri Makassar
(2) Universitas Negeri Makassar
(3) Universitas Negeri Makassar
(*) Corresponding Author



Abstract


Penerjemahan lisan (interpreting) merupakan salah satu keterampilan berbahasa tambahan (minor language skill) diperlukan, misalnya, ketika seorang tamu asing yang tidak menguasai bahasa Indonesia berkunjung ke Indonesia untuk suatu keperluan dan harus berkomunikasi dengan tuan rumah yang juga tidak menguasai bahasa dari tamu tersebut. Dalam keadaan seperti ini dibutuhkan seseorang yang memiliki keterampilan di bidang penerjemahan lisan (interpreter). Seorang interpreter harus memiliki tingkat kemampuan berbahasa yang sangat baik (di atas rata-rata) dalam berbagai aspek, baik dalam bahasa sumber maupun dalam bahasa sasaran. Kemampuan tersebut terbentuk karena faktor intrinsik seperti bakat dalam berbahasa, motivasi kerja, dan pengalaman kerja, serta faktor ekstrinsik seperti pengalaman belajar selama menempuh pendidikan, peluang kerja, dan pelatihan. Menurut pemantauan, para guru bahasa Inggris di Kabupaten Gowa memiliki faktor intrinsik tersebut, namun masih kurang dalam faktor ekstrinsik. Sebagai solusinya, melalui program kemitraan masyarakat (PKM) ini, tim pelaksana memberikan pelatihan keterampilan dan manajemen penerjemahan lisan bagi guru-guru bahasa Inggris di Kabupaten Gowa dalam bulan Agustus-September 2020. Mengingat pembatasan karena wabah Covid-19, pelatihan dilaksanakan secara daring melalui aplikasi Zoom. Pelatihan keterampilan yang dibentuk melalui PKM ini dipandang sangat diperlukan oleh guru-guru bahasa Inggris dan bermanfaat bagi siswa. Selain itu, karena berbagai peniliaian yang positif oleh sebagian besar peserta (sekitar 80-95%), pelatihan ini diharapkan dapat dilaksanakan kembali secara berkelanjutan seraya ditingkatkan kualitas pelaksanaannya dalam berbagai aspek.

Full Text:

PDF

References


Arjona, E. (1978). Intercultural communication and the training of interpreters at the Monterey Institute of Foreign Studies. In Language interpretation and communication (pp. 35-44). Springer, Boston, MA.

Ayu, M. A., & Mantoro, T. (2011, September). An Example-Based Machine Translation approach for Bahasa Indonesia to English: An experiment using MOSES. In 2011 IEEE Symposium on Industrial Electronics and Applications (pp. 570-573). IEEE.

Biihler, A. (2002). Translation as interpretation. Translation studies: Perspectives on an emerging discipline, 56.

Ersozlu, E. (2005). Training of interpreters. Translation Journal, 9(4).

Ertl, A., & Pöllabauer, S. (2010). Training (Medical) Interpreters—the Key to Good Practice. MedInt: A Joint European Training Perspective. Journal of Specialised Translation, 14, 166-193.

Kirkpatrick, P., & Van Teijlingen, E. (2009). Lost in translation: reflecting on a model to reduce translation and interpretation bias. The open nursing journal, 3, 25.

Riccardi, A. (2002). Translation and interpretation. Translation studies: Perspectives on an emerging discipline, 75-91.

Sanders, S. W. A., Ward, M. D., Sikes, S., & Medrano, G. A. (2012). U.S. Patent No. 8,244,222. Washington, DC: U.S. Patent and Trademark Office.

Séguinot, C. (2000). Management issues in the translation process. Benjamins Translation Library, 37, 143-148.


Article Metrics

Abstract view : 143 times | PDF view : 14 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.