Perbandingan Kadar Glukosa Darah Sebelum dan Setelah Latihan Senam Aerobik Pada Penderita Obesitas di Jantung Sehat Sulawesi Selatan

Saharullah Saharullah(1*), Wahyudin Wahyudin(2), Seniyati Seniyati(3),

(1) Universitas Negeri Makassar
(2) Universitas Negeri Makassar
(3) Universitas Negeri Makassar
(*) Corresponding Author



Abstract


Abstrak. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbandingan kadar glukosa darah sebelum dan setelah latihan senam aerobik pada penderita obesitas di yayasan jantung sehat Sulawesi Selatan.  Penelitian ini merupakan jenis penelitian komparatif yang bersifat membandingkan. Penelitian ini dilakukakan untuk menbandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti. Adapun variabel dalam penelitian ini yakni: Variabel Bebas: Latihan senam aerobik dan variabel terikat: Kadar Glukosa Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien penderita obesitas di yayasan jantung sehat Sulawesi Selatan, dengan teknik pengambilan sampel simple random  sampling atau dengan penentuan sampel secara acak.  Hasil penelitian tersebut kemudian di bahas dan dijabarkan dalam pembahasan.  Dari data Kadar glukosa sebelum latihan senam aerobik  diperoleh nilai rata-rata 121.70  (P<0.05). Dari data Kadar glukosa setelah latihan senam aerobik diperoleh nilai rata-rata 103.65 (P<0.05). Dapat dilihat bahwa ada perbedaan  kadar glukosa darah sebelum dan setelah latihan senam aerobik pada penderita obesitas di Jantung Sehat Sulawesi Selatan di mana   ada selisih sebesar 18.05 mg/dl. Dengan demikian membuktikan bahwa ada perbandingan yang signifikan kadar glukosa darah sebelum dan setelah latihan senam aerobik pada penderita obesitas di Jantung Sehat Sulawesi Selatan dengan penurunan sebesar 18.05 mg/dl. Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap. Tes awal (pre-test) dilaksanakan untuk mengetahui data awal glukosa penderita obesitas sebelum melakukan senam aerobik. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama 12 kali pertemuan sesuai dengan teori latihan agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Senam aerobik berlangsung selama 60 menit untuk setiap pertemuan. 60 menit senam aerobik diawali dengan peregangan, pemanasan, gerakan inti, dan pendinginan. Selama  proses penelitian, sampel dianjurkan untuk menjaga konsumsi makanan dan minumannya. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan hasil yang maksimal yang bermuara pada penurunan kadar glukosa yang akan berdampak pada status obesitas menjadi status ideal sehingga terhindar dari penyakit diabetes mellitus.

 

 

Kata Kunci: Perbandingan, glukosa darah, latihan, obesitas, yayasan.


Full Text:

PDF

References


Awan Hariono. (2006). Metode Melatih Fisik Pencak Silat. Yogyakarta: FIK Yogyakarta

Ekawati, R.E., 2012. Hubungan Glukosa Darah Terhadap Hypertriglyceridemia Pada Penderita Diabetes Melitus. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Airlangga, Surabaya.

Giriwijoyo, Y.S. Santoso. (1992). Ilmu faal olahraga. Bandung : FPOK IKIP. Bandung.

Harsono. 1988 . Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Harsono. (2004). Perencanaan Program Latihan. Bandung: Universitas. Pendidkan Indonesia

M Mufti dkk.,2015. Perbandingan Peningkatan Kadar Glukosa Darah Setelah Pemberian Madu, Gula Putih, Dan Gula Merah Pada Orang Dewasa Muda Yang Berpuasa

Moh Nasir, 2011. Metode Penelitian . Cetakan 6. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia

Sukadiyanto. (2005). Pengantar teori dan metodologi melatih fisik. Yogyakarta: FIK UNY

Widyastuti I., 2011.Pengaruh Penambahan Natrium Florida(NaF)Terhadap Kadar Gula Darah yang Segera Diperiksa dan Ditunda 36 Jam,KTI, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang, Semarang.

Rsudpurihusada.inhilkab.go.id> manfaat olahragabagi pendeita diabetes

Bompa, (1994). Theory and Methodologi of Training. Kendal/hunt publishing Company, Doubugue, lowa

http://senam aerobic.wordpress.com/Artikel Terkait

Bompa. 2013. Pengaruh Aktifitas Fisik Terhadap Stres Oksidatif. Mandala of Health, 6(1): 454-461.

Kokasih. Peranan Pola Hidup Sehat Terhadap Kebugaran Jasmani. Yogyakarta 2011.

Sukardyanto. 2014. Hubungan Obesitas dengan Kadar Gula Darah pada Karyawan di RS Tingkat IV Madiun. Jurnal, 25 (01): 6572

Supariasa I. N, Bakri, B, Hajar I. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC. 2001

Wulandari, Syamsinar, Hariati Lestari & Andi Faizal Fachlevy. 2016. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Obesitas pada Remaja di SMA Masyarakat, 1 (3): 1-13.

Guyton. 2012. Gizi Daur Ulang Kehidupan. Cetakan kedua. EGC. Jakarta.

Novitasary. 2018. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Prilaku Komsumsi Soft Drink pada Siswa SMP Negeri 1 Ciputat 2008. Program Studi Kesehatan.

W.J.S Purwandaminta. Perbedaan Pola Makan dan Aktivitas Fisik Antara Remaja Obesitas Dengan NonObesitas. Makara Kesehatan. 16 (1) :45-24

Sugiyono. Faktor Resiko Obesitas Pada Anak 5-15 Di Indonesia; (2013: 108.)

Nasir. Cara Jitu Mengatasi Kegemukan. (1998; 511)

Henny Purwandy. (2013).Nursing Fculty at STIKES Satria Bhakti Ngajuk. Journal Obesyty Relation Ship With Blood Sugar Level In Level iv Hospital Employess in Medium, 52 (2), 39-45.

Indra Chasugih Rahmat, Slamet Raharjo, Rias Geseng Kinanti.” Hubuangan aktivitas Fisik Dengan Kejadian Obesitas Pada Wanita Di Kota Malang.” 12 (2009) ; 78-95.


Article Metrics

Abstract view : 680 times | PDF view : 323 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.