Objek Wisata Ke’te Kesu’ (1975-2017)

Lidya Arni Barumbun(1*), Muh. Rasyid Ridha(2), Patahuddin Patahuddin(3),

(1) Tetap Jaya Dalam Tantangan
(2) 
(3) 
(*) Corresponding Author




DOI: https://doi.org/10.26858/pattingalloang.v5i2.8466

Abstract


Kajian ini menunjukkan bahwa latar belakang dijadikannya Perkampungan Adat Ke’te Kesu’ sebagai objek wisata tidak terlepas dari datangnya peneliti-peneliti yang merupakan peserta Konfrensi PATA (Pacifik Area Travel Association). Sehingga pada tahun 1975 pemerintah pusat dalam hal ini Menteri Pariwisata, Susilo Sudarma mengusulkan untuk menjadikan kampung adat Ke’te Kesu menjadi objek wisata. Kemudian dalam perkembangan setiap tahunnya menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan dapat dilihat dari jumlah sarana dan prasarana yang memadai setiap tahunnya selain itu dapat dilihat dari jumlah wisatawan yang datang berkunjung ke objek wisata Ke’te Kesu’ setiap tahunnya semakin meningkat, terbukti dari data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toraja Utara dari tahun 2008 (mulai terbentuknya Kabupaten Toraja Utara) jumlah pengunjung wisatawan yang datang berjumlah 27.203 orang, sampai tahun 2017 jumlah kunjungan wisatawan asing maupun domestik mencapai 105.221 orang. Keberadaan objek wisata Ke’te Kesu’ memberikan dampak bagi kehidupan perekonomian, baik bagi masyarakat sekitar pada khususnya dan Kabupaten Toraja Utara pada umumnya dan juga memberikan dampak pada aspek lainnya seperti sosial budaya, lingkungan dan pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik (mencari dan mengumpulkan sumber), kritik sumber (kritik intern dan ektern), interpretasi (penafsiran sumber) dan historiografi (penulisan sejarah).

 

Kata Kunci : Perkampungan Adat Ke’te Kesu’, Perkembangan Objek Wisata, dan Kabupaten Toraja Utara

Abstract

The finding of this study indicates that the background of Ke'te’ Kesu as one of tourist attractions in Toraja has strong relation to the first arrival of some researchers in 1975who are participants of the PATA Conference (Pacifik Area Travel Association). The central government in this occasion represented by the Minister of Tourism, Susilo Sudarma used this opportunity to establish the traditional village of Ke'te Kesu which then become one of well-known tourist attractions in Indonesia. Since then, there has been shown a very significant development annually that was proven by the number of facilities and infrastructure that began to be adequate. The existence of Ke'te’ Kesu's tourism also has an impact on the economic life, both for the surrounding communities in particular, and for the government as well as the societies in Toraja Utara in general. It also impacts on other aspects such as social culture, environment and education. This research uses a historical research method consisting of four stages: heuristic (searching and collecting resources), source criticism (internal and external criticism), interpretation (source interpretation) and historiography (historical writing).

                                                                    
Keyword : Traditional Village of Ke’te’ Kesu, Tourist Development, and Toraja Utara district

 


Full Text:

PDF

References


No Pengelolah Objek Wisata Pembagian

Yayasan (akte notaris) 60% untuk yayasan 40% untuk PEMDA

Non Yayasan

(Keluarga /petani) 50% untuk objek wisata 50% untuk PEMDA

Daftar Pustaka

Ahmadin, 2013. Metode Penelitian Sosial. MAkassar: Rayhan Intermedia.

Azis Said, Abdul. 2004. Toraja Simbolisme Unsur Visual Rumah Tradisional. Yogyakarta: Ombak.

Data Yayasan Ke’te Kesu.

Hasanuddin, A. D., 2003. Toraja Dulu dan Kini. . Makassar: Pustaka Refleksi.

Kobong., T., 1994. Injil dan Tongkonan. Tana Toraja: : :PT. BPK Gunung Mulia, .

Marampa, A., 1996. Mengenal Toraja. Toraja: Pemda Tana Toraja.

Mulyadi, Y., 2013. Menata Hutan Menjaga Tongkonan. Jurnal Konservasi Cagar Budaya., Volume No.2/Vol.7, p. 26.

Nugroho, 2003. Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan. Yogyakarta:: Pusataka Pelajar.

Parinding, C., 1982. Latar Belakang Dunia Toraja. tana toraja: yalbu.

Pendit, N. S., 1986. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

R. G, S., 2001. Anatomi Pariwisata. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,.

Sanda, A., 1990. . “Makin bertambahlah Tongkonan itu. Volume Kompas, p. 9.

Sarungallo, L., 2018. Wawancara [Interview] (minggu mei 2018).

Sejarah, T. P. J. P., 2013. Pengantar Ilmu Sejarah. Makassar: Universitas Negeri Makassar..

Sitonda., M. N., 2005. Toraja Warisan Dunia.. .Makassar: : Pustaka Refleks.

Sjamsuddin, H., 2012. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Syafwandi., 1993. Arsitektur Tradisional Tana Toraja. Tana Toraja: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Syukur, 2007. Objek Wisata Alam Lejja di Kabupaten Soppeng (1990-1998). Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Tangdilintin, L., 1979 . Upacara Pemakaman Adat Toraja. tana toraja: Yayasan Lepongan Bulan.

Tangdilintin, L., 1986 . Legenda objek-objek wisata di Tana Toraja. Ujung Pandang: Dewan Kesenian Makassar.

Tangdilintin, L., 2012. Tongkonan dengan Arsitektur dan Ragam Hias Toraja. Makassar: Karya Pustaka.

Wacik., J., 2006. Informasi Pariwisata Nusantara. Jakarta: Menteri Kebudayaan dan Pariwisata..


Article Metrics

Abstract view : 403 times | PDF view : 94 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Published by:

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH 

FAKULTAS ILMU SOSIAL 

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Kampus UNM Gunung Sari Gedung Fakultas Ilmu Sosial Lantai 3, Jalan Raya Pendidikan, Makassar. 90222.

Phone 082395232077

E-mail: jurnal.pattingalloang@unm.ac.id

          jurnalpattingalloang@gmail.com

 

Indexed by 


Licensed by 

Creative Commons License
Pattingalloang is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

 

Pattingalloang Stats

Flag Counter

style="text-align: center;

View