Desa Perdikan Majan, Winong, Tawangsari: Studi Pemerintahan dan Kebudayaan Tahun 1900-1979

Muhamad Fikri Haikal(1*), Hendra Afiyanto(2),

(1) Progam Studi Sejarah Peradaban Islam Fakultas Ushuludin, Adab dan Dakwah UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
(2) Progam Studi Sejarah Peradaban Islam Fakultas Ushuludin, Adab dan Dakwah UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
(*) Corresponding Author




DOI: https://doi.org/10.26858/jp.v10i1.38080

Abstract


Desa Majan, Winong dan Tawangsari menjadi desa perdikan pada abad 18 Masehi. Hak istimewa desa perdikan memberikan kuasa penuh bagi pemimpin desa perdikan untuk mengatur jalanya pemerintahan dan sosial budaya masyarakat perdikan. Pada tahun 1979 desa Majan, Winong dan Tawangsari dihapus status perdikan dan pencabutan hak istimewa. Perumusan masalah penelitian meliputi sejarah desa perdikan Majan, Winong dan Tawangsari, dinamika masyarakat perdikan dan dampak pengapusan status perdikan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari heuristik, verivikasi sumber sejarah, interpretasi dan historiografi. Desa Majan, Winong dan Tawangsari diberi status perdikan dan hak istimewa menjadi sebuah ciri identitas desa tersebut. Identitas ini terdapat pada kuasa mengatur pemerintahan, pelaksanaan perkawinan, sistem pertanahan dan agama Islam menjadi agama tunggal. Perubahahan dinamika desa terjadi pada saat penghapusan status dan pencabutan hak istimewa. Dampak penghapusan dan pencabutan hak istemewa meliputi pemerintahan desa, perkawinan dan hak kuasa tanah bekas desa perdikan.

 

Kata Kunci: Pemimpin desa, Desa perdikan, Dinamika masyarakat, Hak istimewa

 

Abstract

The villages of majan, winong, and tawangsari became penal villages in the 18th century AD. The privilege of the perdikan village gives full power to the perdikan village leader to regulate the administration and social culture of the perdikan community. In 1979 the villages of Majan, Winong, and Tawangsari were removed from their fiefdom status and their privileges revoked. The formulation of the research problem includes the early history of the perdikan villages of Majan, Winong, and Tawangsari, the dynamics of the fief community, and the impact of abolishing the status of the fief. This study uses historical research methods consisting of heuristics, historical source verification, interpretation, and historiography. The fief villages of Majan, Winong and Tawangsari were granted fief status and special privileges became a feature of the village's identity. This identity is contained in the power to regulate village government, the implementation of marriage, the land system, and Islam into a single religion. Changes in the dynamics of the perdikan villages of Majan, Winong, and Tawangsari occurred during the abolition of status and revocation of privileges. The impact of the abolition and revocation of privileges includes village government, marriage, and land tenure rights of the former village perdikan.

 

Keywords: Village leader, Perdikan village, Community dynamics, Privileges

 


Full Text:

PDF

References


Afiyanto, H., & Nurullita, H. (2018). Analisis Strukturalisme Lévi-Strauss dalam Cerita Rakyat Tundung Mediyun: Sebagai Alternatif Baru Sumber Sejarah. Candrasangkala: Jurnal Pendidikan Dan Sejarah, 4(2), 81-93.

Al Akhyar, A. A. I. (2015). Muqodimah Ngrowo: Tutur Lisan Hingga Tutur Tulisan. Yogyakarta: Deepublish.

Al Akhyar, A. A. I. (2016). Bumi Kasepuhan Perdikan Majan. Yogyakarta: Deepublish.

Al Akhyar, A. A. I. (2022). Perdikan Tawangsari Lawang Berseri. Yogyakarta: Diandra.

Bukhori, I. (1990). Perdikan Tawangsari Tulungagung. Skripsi: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Carr, E. H. (2014). Apa Itu Sejarah, terj. Gatot Triwira. Depok: Komunitas Bambu.

Efrianto. (2020). Perubahan Sistem Pemerintahan Dan Kepemilikan Lahan Di Kota Padang: Studi Kasus Nagari Nanggalo 1978-2010. Jurnal Penelitian Sejarah Dan Budaya, 6(2), 248–269.

Gottschalk, L. (1986). Mengerti Sejarah, terj. Nugroho Notosusanto. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Haikal, Muhamad Fikri, & C. (2020). Monografi Masjid Tawangsari Tulungagung Dari Historis dan Gaya Arsitektur. IKAHIMSI Wil. III, 1(1), 88–103.

Kuntowijoyo. (2003). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Kuntowijoyo. (2013). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Priyadi, S. (2015). Sejarah Lokal. Yogyakarta: Ombak.

Priyadi, S. (2017). Sejarah Lisan. Yogyakarta: Ombak.

Siti, N. (2003). Kajian Hukum Terhadap Pencatatan Kawin Majan Di Desa Majan Yang Merupakan Bekas Desa Perdikan Di Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung. Tesis: Universitas Diponegoro Semarang.

Suhadi, M. (1983). Status tanah / Desa Perdikan di Jawa.

Zeneddiny. (2017). Kedaton Perdikan Tawangsari. Tulungagung: Pasendri.

Wawancara:

Abdillah Subhin: 27 Mei 2022 di Kabupaten Tulunagung

Haji Yasin: 27 April 2022 di Kabupaten Tulungagung

Siti Fatimah: 19 April 2022 di Kabupaten Tulungagung


Article Metrics

Abstract view : 447 times | PDF view : 78 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Published by:

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH 

FAKULTAS ILMU SOSIAL 

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Kampus UNM Gunung Sari Gedung Fakultas Ilmu Sosial Lantai 3, Jalan Raya Pendidikan, Makassar. 90222.

Phone 082395232077

E-mail: jurnal.pattingalloang@unm.ac.id

          jurnalpattingalloang@gmail.com

 

Indexed by 


Licensed by 

Creative Commons License
Pattingalloang is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

 

Pattingalloang Stats

Flag Counter

style="text-align: center;

View