Kesenian Reog di Desa Cemandi: Sejarah, Makna dan Upaya Pengembangan sebagai Edukatif Kultural di Sidoarjo
(1) SMAN 1 Krian, Sidoarjo
(2) 
(*) Corresponding Author
DOI: https://doi.org/10.26858/jp3k.v10i2.37897
Abstract
Edukatif kultural adalah suatu proses pendidikan yang berbasis budaya. Maksudnya edukatif kultural akan mempelajari hal-hal kependidikan yang berkaitan dengan kebudayaan dengan memanfaatkan hasil budaya tersebut sebagai sarana belajar. Satu diantara kesenian yang dapat dijadikan sebagai edukatif kultural adalah kesenian Reog Cemandi. Selain di Ponorogo, kesenian reog juga terdapat di Sidoarjo, tepatnya di Desa Cemandi Sedati. Kesenian reog tersebut dikenal sebagai reog Cemandi. Reog Cemandi pada awalnya digunakan sebagai media perjuangan warga Cemandi untuk mengusir pasukan Belanda. Pada perkembangan kesenian tersebut digunakan untuk pengiring pernikahan, ruwatan, dan turut memeriahkan festival budaya di Sidoarjo. Reog Cemandi sebagai bentuk kearifan lokal yang memerlukan pelestarian melalui edukatif kultural, yaitu pengenalan yang dimulai dari lingkungan sekolah. Pengenalan dapat berupa media pembelajaran, sarana ekstra kulikuler serta kegiatan kesenian lainnya.
Kata Kunci : Kesenian, Reog Cemandi dan Edukatif Kultural
Abtract
Cultural education is a cultural-based educational process. This means that cultural education will study about educational matters related to culture by utilizing the results of the culture as a learning tools. One of the arts that can be used as cultural education is the art of Reog Cemandi. Apart from Ponorogo, reog also found in Sidoarjo, precisely in Cemandi Sedati Village. This reog is known as Reog Cemandi. Reog Cemandi was originally used as a confrontation medium for Cemandi to expel the Dutch troops. over the years, this art was used for wedding accompaniments, rituals, and to enliven the cultural festival in Sidoarjo. Reog Cemandi as a form of local wisdom that requires preservation through cultural education, namely the introduction that starts from the school environment. The introduction can be in the form of learning media, extracurricular facilities and other art activities.
Keywords : Art; Reog Cemandi and Cultural Education
Full Text:
PDFReferences
Pustaka berupa judul buku:
Koentjaraningrat, (2002), Pengantar Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta
Sjamsuddin, Helius, (2016), Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Pustaka berupa Jurnal Ilmiah dan Majalah
Dwiyani, Nur Azizah. 2017. Kesenian Reog Cemandi di Kabupaten Sidoarjo 2000-2015. Dalam Avatara Jurnal Pendidikan Sejarah Volume 5, No. 1. Universitas Negeri Surabaya.
Eddy, Mungin. Menyiapkan Bangkitnya Generasi Emas Indonesia. Dalam Jurnal Pendidikan. Universitas Negeri Semarang.
Fakhiroh, Nur Zakiyatul, dkk. (2020). Etnopedagogi Kesenian Reog Cemandi untuk Penguatan Pendidikan Karakter Bangsa Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar. Dalam Jurnal Education and Development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan, Vol. 8 No 3 hlm 231-236.
Lestarian, Gina. (2015). Bhinnekha Tunggal Ika: Khasanah Multikultural Indonesia di Tengah Kehidupan Sara. Dalam Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada. 1 Februari 2015
Pursika, I Nyoman. (2009). Kajian Analitik Terhadap Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”. Dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Jilid 42, Nomor. 1. Universitas Pendidikan Ganesha
Susilowati, Endang. (2018). Merawat Kebhikaan Menjaga Ke Indonesiaan : Belajar Dari Nilai Keberagaam dan Kebersatuan Masyarakat Pulau. Dalam Jurnal Sejarah Vol.3, No.1. Universitas Diponegoro
Pustaka berupa disertasi/thesis/skripsi:
Ashari, Fuad. (2018). Perancangan Guide Book Tari Reog Cemandi Dengan Teknik Ilustrasi Vektor Sebagai Upaya Memperkenalkan Salah Satu Budaya Sidoarjo. Tugas Akhir tidak diterbitkan. Surabaya: Fakultas Teknologi dan Informatika STIKOM Surabaya.
Gustiani, Nindia Aldinov. (2019). Pergeseran Fungsi Kesenian Reog Cemandi di Desa Cemandi Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo. Skripsi. Universitas Negeri Surabaya
Jufi, Gardina. (2018). Stragedi Merawat Kebhinekaan dan Model Masyarakat Multikultural di Kecamatan Seputih Raman, Lampung Tengah. Skripsi. Universitas Lampung.
Wawancara:
Wawancara dengan Bapak Susilo sebagai pengelola Sanggar Tunas Putra Bangsa, di Desa Cemandi, Sedati, Sidoarjo, 22 Agustus 2019
Article Metrics
Abstract view : 92 times | PDF view : 22 timesRefbacks
- There are currently no refbacks.
Published by:
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
Kampus UNM Gunung Sari Gedung Fakultas Ilmu Sosial Lantai 3, Jalan Raya Pendidikan, Makassar. 90222.
Phone 082395232077
E-mail: jurnal.pattingalloang@unm.ac.id
jurnalpattingalloang@gmail.com
Indexed by
Licensed by
Pattingalloang is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Pattingalloang Stats
style="text-align: center;