Menunggu Kiprah Negara Pada Sekolah Rumahan Versi Komunitas Samin: Studi Kasus di Kudus Jawa Tengah

Moh. Rosyid(1*), Lina Kushidayati(2),

(1) IAIN Kudus
(2) IAIN Kudus
(*) Corresponding Author




DOI: https://doi.org/10.26858/jp.v7i3.16948

Abstract


Tujuan ditulisnya naskah memahami model sekolah rumahan warga Samin di Kudus Jawa Tengah. Data diperoleh dengan wawancara, observasi, dan mengkaji pustaka, dianalisis pendekatan deskriptif kualitatif. Samin awalnya dimotori Ki Samin Surosentiko melawan kolonial Belanda di Blora menyebar hingga di Kudus hingga kini. Warga Samin tidak sekolah formal tapi sekolah rumahan bertujuan memproteksi generasinya agar tidak terbawa dinamika kekinian. Materi pembelajarannya tidak:drengki (memfitnah), srei (serakah), panasten (mudah tersinggung/membenci sesama), dawen (mendakwa tanpa bukti), kemeren (iri hati), nyiyo marang sepodo (menista sesama), dan menjauhi lima pantangan: bedok (menuduh), colong (mencuri), pethil; jumput; dan nemu wae ora keno; pantangan menemukan barang. Warga Samin tak sekolah formal karena masih mempertahankan ajaran leluhur dengan tradisi tutur, pendidiknya adalah orangtua dan tokohnya, hasil evaluasinya perilaku hidupnya. Obsesi orang Samin nglayani, ngrawat, glindungi ajaran Ki Samin dalam hal tata cara, tata krama, tata darma agar akar tradisi adiluhung terawat. Keberhasilan sekolah rumahannya berperilaku sebagaimana ajarannya imbas orangtua dan tokoh perilakunya dapat ditauladani. Negara harus hadir memberi pencerahan secara berkesinambungan agar kurikulumnya mengarah pada pendidikan formal atau kesetaraan dan kearifan lokalnya tak tercerabut dari akar budayanya. Peran negara, materi ajarnya dikembangkan sebagaimana homeschooling formal dengan pendekatan persuasif dan berkesinambungan.

Kata Kunci: jati diri, konsisten, dan kearifan lokal.

 

Abstract

This article describes the model homeschooling at Samin community in Kudus, Central Java. Samin is Javanese ethnic community the originally driven by Ki Samin Surosentiko against invaders in Blora, Central Java. its existence extends to city Kudus until now. This article is to explore Samin no formal school purposed generation protected so that slip up present life. This research data were obtained by interview, participatory observation, and literature review. Data collection was analyzed using a qualitative descriptive approach. This curriculum are not slander (drengki), greedy (srei), hate others (panasten), indict without evidence (dawen), envy (kemeren), contempt fellow (nyiyo marang sepodo), and stay five away from abstinence are accuse (bedok), steal (colong), shoplifting (pethil-jumput); and don’t want to find goods (nemu wae ora keno). Samin community don’t formal school for maintain the teachings, inherit the speech in speech, educated by parent and figure, the evaluated in his life.The state must be present explaining by sustainable developed the matter learning for homeschooling formal by persuasive approach.

Keywords: identity, consistence, local wisdom

 


Full Text:

PDF

References


Ariento, Lutfi. (2017). Homeschooling: Persepsi, Latar Belakang, dan Problematikanya (Studi Kasus di Kabupaten Jember. Jurnal Edukasi, Vol IV, No.2.

Dyah, Hartati. (2014).Pengaruh Metode Homeshooling terhadap Minat Belajar Anak di Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar. Jurnal Ilmiah Go Infotech, vol.20, No.1, Juni.

Faturrohman, Deden. (2003). Hubungan Pemerintahan dengan Komunitas Samin dalam Agama Tradisional Potret Kearifan Hidup Masyarakat

Samin dan Tengger. Yogyakarta: LKiS.

Fitriana, Ajeng. (2016). Efektifitas Pendidikan Homeschooling sebagai Pendidikan Alternatif dalam Mengembangkan Potensi Anak di Homeschooling Kak Seto Jakarta Selatan. Jurnal Eksistensi Pendidikan Luar Sekolah, vol.1, No.1.

Harmani, Yuniasri Sadewi. (2018). Manajemen Pembelajaran Homeschooling di Homeschooling Primagama Yogyakarta. Jurnal Media Manajemen Pendidikan, Vol.1, No.1 Juni.

Ismail, Nawari. (2012). Relasi Kuasa dalam Pengubahan Budaya Komunitas Negara, Muslim, Wong Sikep. Bandung: Karya Putra Darwati.

Kismarety, Chentauri Galih.(2016). Homeschooling dan Kecerdasan Sosial Siswa(Studi Kasus pada Komunitas Homeschooling Kak Seto di Pondok Aren).Skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta.

Mukodi dan Afid Burhanuddin. (2015). Pendidikan Samin Surosentiko. Lentera: Yogyakarta.

Rosyid, Moh. (2008). Samin Kudus: Bersahaja di Tengah Asketisme Lokal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

------.(2018). Perkawinan Samin dan Dampaknya pada Status Hukum Anak dan Perempuan. Jurnal Kafaah IAIN Bandar Lampung Vol. 1 Nomor 1.

Sastroatmodjo, R.P.A Soerjanto. (2003). Masyarakat Samin Siapakah Mereka?Yogyakarta: Nuansa.

Samiyono, David. (2010). Sedulur Sikep Struktur Sosial dan Agama Masyarakat Samin di Sukalila. Program Pascasarjana Sosiologi Agama UKSW: Salatiga.

Subarkah. (2017). Sedulur Sikep Menggugat Jalan Berliku Pertahankan Pegunungan Kendeng Utara. Badan Penerbit Uniersitas Muria Kudus: Kudus.

Utomo, Stefanus Laksanto. (2013). Budaya Hukum Masyarakat Samin. Alumni: Bandung.


Article Metrics

Abstract view : 201 times | PDF view : 37 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Published by:

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH 

FAKULTAS ILMU SOSIAL 

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Kampus UNM Gunung Sari Gedung Fakultas Ilmu Sosial Lantai 3, Jalan Raya Pendidikan, Makassar. 90222.

Phone 082395232077

E-mail: jurnal.pattingalloang@unm.ac.id

          jurnalpattingalloang@gmail.com

 

Indexed by 


Licensed by 

Creative Commons License
Pattingalloang is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

 

Pattingalloang Stats

Flag Counter

style="text-align: center;

View