Politik Etis Kerajaan Soppeng 1905-1942

Irwansya Saputra(1*), Patahuddin Patahuddin(2), Bahri Bahri(3),

(1) Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar
(2) Evaluasi Pendidikan
(3) Pendidikan Sejarah FIS UNM
(*) Corresponding Author




DOI: https://doi.org/10.26858/pattingalloang.v7i1.12513

Abstract


Penelitian  ini membahas mengenai latar belakang penerapan politik etis di Kerajaan Soppeng, bentuk penerapan dan dampak dari politik etis di Kerajaan Soppeng.  Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik (mencari dan mengumpulkan sumber), kritik sumber (kritik intern dan ektern), interpretasi (penafsiran sumber) dan historiografi (penulisan sejarah). Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan penelitian lapangan terdiri dari wawancara dan mengumpulkan sumber arsip serta literatur-literatur  yang berhubungan. Berdasarkan hasil pelitian ini menunjukkan bahwa masuknya pengaruh Hindia Belanda di Kerajaan Soppeng pertama kali Pada tanggal 25 September 1905 dan menenpatkan diri sebagai penguasa di Kerajaan Soppeng. Semenjak berkuasa, Belanda Menerapkan kebijakan politik etis, dimana kebijakan ini meliputi pembangunan 14 sekolah dan dibangunya 12 irigasi di Wilayah Kerajaan Soppeng. Wilayah ini menjadi perhatian pihak Belanda karena kondisi  masyarakat yang terbelakang dalam bidang pengetahuan dan potensi pertanahan dan pertanian yang subur di wilayah ini patut  untuk dikembangkan. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa masuknya Belanda di Kerajaan Soppeng telah memeberikan dampak positif bagi kaum pribumi, hal ini dikarenakan masuknya Belanda telah mengajarkan konsep pendidikan formal serta tata cara mengelola pertanian dengan moderen seperti, membangun irigasi di Kerjaan Soppeng pada saat itu. Adapun dampak negatif ialah banyaknya kebiasaan lokal yang berubah.

             

Kata Kunci : Politik, Etis, Kerajaan, dan Soppeng

 

Abstract

 

This research is discuss about the background of the application of Ethical Politics in the Kingdom of Soppeng, the terms of application and the impact of ethical politics in the Soppeng Kingdom. This research is using historical research method which consists of four stages, which is heuristics (searching and gathering sources), source criticism (internal and external criticism), interpretation (source interpretation) and historiography (history writing). The method of data collection is done by conducting field research consisting of interviews and collecting archives and related literatures. Based on the results of this research shows that the entry of the influence of the Dutch East Indies in the Kingdom of Soppeng was the first time on September 25th, 1905 and established itself as a ruler in the Kingdom of Soppeng. Since coming to power, the Netherlands has implemented an ethical political policy, which includes the construction of 14 schools and the construction of 12 irrigation systems in the Soppeng Kingdom Area. This region is concern to the Dutch because the backward condition of the community in the field of knowledge and the potential for fertile land and agriculture in this region deserves to be developed.From the results of this study, it can be concluded that the entry of the Netherlands in the Kingdom of Soppeng had a positive impact on the natives, this is because the Dutch entry had taught the concept of formal education and procedures for managing agriculture in a modern way, such as building irrigation in the Soppeng Work at that time. The negative impact is that many local habits have changed.

 

Keyword : politics, Ethical, Kingdom, and Soppeng


Full Text:

PDF

References


Madjid, M. S. (dkk. 2013). Pengantar Ilmu Sejarah. Makassar: UNM press.

Sjamsuddin, H. (2007 : 85). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Soetrisno, L. (1998). Pertanian pada Abad ke 21. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Kontrak Kerjasama (1992).

Asse, A. (2018, Maret 8). Wawancara dengan Bapak Ambo Asse, di Kantor UPTD Bendung Awo.

Irwan, A. (2018, Maret 8). Wawancara dengan Bapak Andi Irwan di Kantor UPTD Bendung Awo.

Laodding. (2018, Maret 10). Wawancara dengan Bapak Laodding di kediamannya (Lompoloang).

Nawas, A. (2018, Maret 16). Wawancara dengan Bapak Abu Nawas di Kantor UPTD Bendung Awo.

Pusposutrdjo, S. (2001). Pengembangan Irigasi, Usaha Tani Berkelanjutan dan Gerakan Hemat Air. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tiinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Robert , J. K. (2002). Pengelolaan Sumber Daya Air Dalam Otonomi Daerah. Yogyakarta: Andi Offset.

Saharuddin. (2018, Maret 8). Wawancara dengan Bapak Saharuddin di Kantor UPTD Bendung Awo.

Supratman. (2018, April 14). Wawancara dengan Bapak Supratman via telepon.


Article Metrics

Abstract view : 400 times | PDF view : 62 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Published by:

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH 

FAKULTAS ILMU SOSIAL 

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Kampus UNM Gunung Sari Gedung Fakultas Ilmu Sosial Lantai 3, Jalan Raya Pendidikan, Makassar. 90222.

Phone 082395232077

E-mail: jurnal.pattingalloang@unm.ac.id

          jurnalpattingalloang@gmail.com

 

Indexed by 


Licensed by 

Creative Commons License
Pattingalloang is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

 

Pattingalloang Stats

Flag Counter

style="text-align: center;

View