STUDI TERHADAP KAIN TENUN BUTON (PROSES, MAKNA MOTIF DAN PENGGUNAANYA)

Nurmala - Samparadja(1*), Karta Jayadi(2), Satriadi Satriadi(3),

(1) Universitas Negeri Makassar
(2) Universitas Negeri Makassar
(3) Universitas Negeri Makassar
(*) Corresponding Author




DOI: https://doi.org/10.26858/p.v2i2.50388

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembuatan, makna motif, dan penggunaan kain tenun Buton. Penelitian ini merupakan penelitian dengan analisis lebih mendalam menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini adalah kain tenun Buton yang didalamnya terkandung proses pembuatan, makna motif, dan penggunaan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dokumentasi dan teknik triangulasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam proses pembuatan kain tenun Buton di Desa Karae, terdapat tiga tahap pembuatan yaitu, tahap persiapan (panguuri) berupa proses penyusunan benang menggunakan alat-alat seperti: kantada, banua jangka, banua biwita, pando-pando, gaba, kaikai jangka, jangka, kaju, kaboke, kawua, paso, kapa (biwita), liwuo dan lante-lante. Tahapan pelaksanaan (do'mooru) berupa proses menenun menggunakan alat-alat seperti: kabulelenga, kawua, kapa, gantara, katudaka'ano balida, kantaburi, pando-pando, mbalona kusoli, tapua, tali kundo, kakuti, tali nilon, jangka, bhalida, kaju di papan, kaju di kakuti, lante-lante, liwuo dan kantaburi. Tahap akhir (de'dodo) merupakan proses pengguntingan.Kain tenun Buton Desa Karae, memiliki beberapa jenis motif yaitu ontimu djawa, palola wungu, kambana bontu, dalima mangura, bhanuana jaajara, lakolo-kolopua, lumuna uwe, lubang ontolu, katamba yijo, samasili, bhancana kaluku bula, manggopa, kasopa , leja ogena, kambampu, ngkoroura, bulamalaka, Burana gola, botu rante, boka rante dan katamba gawu. Kain tenun Buton di Desa Karae, memiliki makna simbolik yang terkandung pada motifnya sebagai simbol kepercayaan masyarakat Desa Karae terhadap alam, sebagai simbol persatuan yang mempererat kultur budaya, dan penuntun dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Motif kotak-kotak (bhia kolau) merupakan motif dengan garis berpotongan vertikal dan horizontal dengan corak kotak-kotak yang biasa digunakan oleh laki-laki.Serta motif garis-garis lurus searah (bhia kasopa yitanu) biasa digunakan oleh perempuan. Sedangkan penggunaan kain tenun Buton berdasarkan stratifikasi sosial dimasyarakat terbagi menjadi tiga, untuk golongan Kaomu, golongan Walaka, dan golongan Papara. Serta motif garis-garis lurus searah (bhia kasopa yitanu) biasa digunakan oleh perempuan. Sedangkan penggunaan kain tenun Buton berdasarkan stratifikasi sosial dimasyarakat terbagi menjadi tiga, untuk golongan Kaomu, golongan Walaka, dan golongan Papara. Serta motif garis-garis lurus searah (bhia kasopa yitanu) biasa digunakan oleh perempuan. Sedangkan penggunaan kain tenun Buton berdasarkan stratifikasi sosial dimasyarakat terbagi menjadi tiga, untuk golongan Kaomu, golongan Walaka, dan golongan Papara.

Full Text:

PDF

References


Baumann, G. (1999). The Multicultural Riddle : Rethinking National, Ethnic, and Religious Identities. Routledge.

Buton, B. P. S. K. (2015). Kecamatan Siompu Dalam Angka. Syria Studies, 7(1), 37–72. https://www.researchgate.net/publication/269107473_What_is_governance/link/548173090cf22525dcb61443/download%0Ahttp://www.econ.upf.edu/~reynal/Civil wars_12December2010.pdf%0Ahttps://think-asia.org/handle/11540/8282%0Ahttps://www.jstor.org/stable/41857625

Butonmagz. (2018). Mengenal Tenun Khas Buton. Butunmagzid. https://www.butonmagz.id/2018/12/mengenal-tenun-khas-buton.html

Darmawan, Y. (2008). Antropologi, Ingatan, dan Kesejarahan (Orang Buton Memaknai Tragedi PKI 1969). Universitas Indonesia.

Endri, & Hidayattullah, M. F. (2017). Ensiklopedia Motif Batik Pekalongan Berbasis Web (Studi Kasus Pada Museum Batik Pekalongan). Jurnal Teknik Dan Informatika, 4(1), 21–26.

Geertz, C. (1992). Tafsir Kebudayaan. Kanisius.

Ilyas, M., Jayadi, K., & Tangsi. (2021). Pembelajaran Menggambar Motif Ragam Hias Flora Dan Fauna Pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 5 Wonomulyo Polewali Mandar.

Indas, Y. (2005). Tenun Buton sebagai Tanda Pengenal. Kompas, 1. www.kompas.com

Irfan, I., Jalil, J., & Satriadi, S. (2019). Kreativitas Visual Pada Desain Poster Iklan Komersial Karya Mahasiswa. Jurnal Pakarena, 4, 28-35.

Israwaty. (2012). Makna Pakaian Adat Tradisional Buton. Toudhani. www.wolio-molagi.com

Jumsir, O. :, & Hadara, A. (2019). HISTORICAL EDUCATION Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah. 4(2), 1689–2017. http://ojs.uho.ac.id/index.php/p_sejarah_uho

Koentjaraningrat. (2005). Pengantar Ilmu Antropologi II: Pokok-Pokok Etnografi. Rineka Cipta.

Kusumaatmaja, M. (1992). Perjalanan Seni Rupa Indonesia Dari Zaman Prasejarah Hingga Masa Kini. Panitia Pameran KIAS 1990-1991.

Kusumawardani, I. (2013). Jurnal 7. 2(1).

Miles, M. B., & Huberman, A. M. (2007). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. UI-Press.

Riris, W. (2002). Perempuan Dalam Usaha Pertenunan Sulawesi Selatan. Jurnal Perempuan, 22, 135.

Rudyansjah, T. (2014). Kaomu, Papara dan Walaka : Satu Kajian mengenai Struktur Sosial dan Ideologi Kekuasaan di Kesultanan Wolio. Antropologi Indonesia, 21(52), 44–53. https://doi.org/10.7454/ai.v0i52.3315

Sabariah, N., Wulan, R. R., & Pramana, M. I. (2021). Pengembangan Ragam Produk Kain Tenun Buton sebagai Upaya Revitalisasi Kebudayaan Buton. SANDI: Seminar Nasional Desain, 1, 300–306. https://eproceeding.isi-dps.ac.id/index.php/sandi-dkv/article/view/154

Sabon Ola, S. (2012). Pendekatan Dalam Penelitian Linguistik Kebudayaan. JOGED Jurnal Seni Tari, 16(1), 36–48.

Santoso, B. (2017). Bahasa Dan Identitas Budaya. Sabda : Jurnal Kajian Kebudayaan, 1(1), 44. https://doi.org/10.14710/sabda.v1i1.13266

Satori, D., & Komariah, A. (2013). Metode Penelitian Kualitatif. Alfabeta.

Semuel, H., & Mangoting, Y. (2015). Makna Kualitas dan Kinerja Tenun Tradisional Indonesia. In Syria Studies (Vol. 7, Issue 1). https://www.researchgate.net/publication/269107473_What_is_governance/link/548173090cf22525dcb61443/download%0Ahttp://www.econ.upf.edu/~reynal/Civil wars_12December2010.pdf%0Ahttps://think-asia.org/handle/11540/8282%0Ahttps://www.jstor.org/stable/41857625

Setiawan, B., & Suwarningdyah, N. (2014). Provinsi Nusa Tenggara Timur Strategy for Development of Kupang Ikat Woven. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 20(3), 353–367.

Sihombing, R. (2017). Metode Penelitian Metode Penelitian. Metode Penelitian Kualitatif, 17, 43.

Slamet, A. (2017). Corak Motif Flora Sarung Tenun Buton Sebagai Pembelajaran Berbasis Lingkungan (Studi Etnobotani Terhadap Masyarakat Buton). Seminar Nasional Pendidikan Biologi Dan Saintek II, 2, 571–577.

Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta.

Warda. (2019). Eksistensi Sarung Tenun Pada Etnik Buton Kecamatan Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah. Universitas Halu Oleo.


Article Metrics

Abstract view : 325 times | PDF view : 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Paratiwi: Jurnal Seni Rupa dan Desain

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

Alamat Redaksi:

Jurusan Seni Rupa dan Desain
Fakultas Seni dan Desain
Universitas Negeri Makassar

Gedung Prodi Lantai 2 Kampus FSD UNM Parangtambung 
Jl.
Daeng Tata Makassar 90224

E-mail: [email protected]

Lisensi Creative Commons
Jurnal Paratiwi  dilisensikan di bawah  Lisensi Atribusi-Nonkomersial 4.0 Internasional Creative Commons .

Index by