Makna Mantra Kesaktian Boe pada Masyarakat Galesong Kabupaten Takalar

Nur Indah Sari(1*), Anshari Anshari(2), Aswati Asri(3),

(1) Universitas Negeri Makassar
(2) Universitas Negeri Makassar
(3) Universitas Negeri Makassar
(*) Corresponding Author




DOI: https://doi.org/10.26858/ijses.v2i1.22504

Abstract


Abstrak. Mantra adalah bagian dari kesusastraan lama yang didalamnya terdapat kata-kata atau ayat yang apabila diucapkan dapat menimbulkan kuasa gaib atau kekuatan tertentu. Mantra pada pandangan masyarakat Galesong sangat diyakini memiliki kekuatan gaib, seperti pada mantra kesaktian Boe. Mantra kesaktian Boe dalam hal ini terkhusus pada mantra salama yang merupakan salah satu mantra yang dimiliki oleh masyarakat Galesong yang digunakan untuk meminta agar dilindungi dari bahaya dan diberikan keselamatan, Tujuan dari tulisan ini yaitu untuk mengungkap makna yang terkandung dalam mantra kesaktian Boe (salama). Data yang dianalisi terdiri dari 3 rangkaian data yaitu niat atau pembuka mantra, isi mantra dan juga penutup mantra. Analisis yang dilakukan menggunakan teori semiotika Riffaterre yaitu pembacaan heuristik dan hermeneutik, dengan metode penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mantra kesaktian Boe pada budaya masyarakat Galesong menggambarkan makna permohonan kepada Allah SWT agar diberikan pertolongan dan keselamatan di dunia hingga ke akhirat.

 

Kata Kunci: Mantra, Boe, Salama, Semiotika


Full Text:

PDF

References


Andriani, Fransisca. 2012. Mitos Alas Ketonggo Srigati (Petilasan Prabu Brawijaya V) di Desa Babadan, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi (Kajian Struktur, Fungsi, Nilai Budaya, dan Pengaruh). Header Halaman Genap: Nama Jurnal, Vol. 01, No. 01, 1-13.

Candra, Khairul., Noviyanti, Luh Putu Ema., & Nurlaily, Kiki. 2018. Pemaknaan dan Transmisi Mantra Tri Sandhya Pada Remaja Hindu Bali di Daerah Malang. Jurnal: Poetika, Vol. 6, No. 1, 44-54.

Demokrawati, Heisma Arya dan Widowati. 2015. Tinjauan Semiotika Riffaterre pada Cerpen “Bulan Kuning Sudah Tenggelam” Karya Ahmad Tohari. Jurnal: Caraka, Vol: 1, No. 2, 66-71.

Firmanda, Gusti Eka., Effendy, Chairil., & Priady, A. Totok. 2018. Struktur dan Fungsi Sastra Lisan Masyarakat Senganan Kecamatan Sekadau Hilir Kabupaten Sekadau. Jurnal: Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 7, No 3, 1-10.

Pabbajah, Mustaqim. 2012. Religiusitas Dan Kepercayaan Masyarakat Bugis- Makassar. Jurnal Al- Ulum, Vol. 12, No. 2, 397-418.

Pradopo, Rachmat Djoko. 1999. Semiotika: Teori, Metode, Dan Penerapannya Dalam Pemaknaan Sastra. Jurnal: Humaniora, No. 10, 76-84.

Prayogi, Ryan & Danial, Endang. 2016. Pergeseran Nilai-Nilai Budaya pada Suku Bonai Sebagai Civic Culture di Kecamatan Bonai Darussalam Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Jurnal: Humanika, Vol. 23, No. 1, 61-79.

Riffaterre, Michael. 1978. Semiotics of Poetry. Bloomington: Indiana University Press.

Setyawati¸ Kartika. 2006. Mantra pada Koleksi Naskah Merapi-Merbabu. Jurnal: Humaniora, Vol. 18, No. 1, 63-71.

Suwatno, Edi. 2004. Bentuk dan Isi Mantra. Jurnal: Humaniora, Vol. 16, No. 3, 320-331.

Uniawati. 2010. Makna Mantra Melaut Suku Bajo The Meaning of Spell When Go to Sea of Bajonese. Kendari: Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara. 175-186.

Wibowo, Philipus Nugroho Hari. 2012. Ande-Ande Lumut: Adaptasi Folklor ke Teater Epik Brecht. Jurnal: Resital, Vol. 13, No. 1, 31-40.


Article Metrics

Abstract view : 261 times | PDF view : 35 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.