Pemanfaatan Ekstrak Daun Eceng Gondok (Eichornia crassipes) sebagai Penghambat Korosi pada Baja Karbon Rendah dalam Larutan HCl 1%

Nur Riska(1), Suriati Eka Putri(2*), Sulfikar Sulfikar(3),

(1) Jurusan Kimia FMIPA UNM
(2) Jurusan Kimia FMIPA UNM
(3) Jurusan Kimia FMIPA UNM
(*) Corresponding Author




DOI: https://doi.org/10.35580/chemica.v25i1.27697

Abstract


ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan penghambat korosi ekstrak daun eceng gondok (Eichornia crassipes) terhadap laju korosi baja karbon rendah dalam media HCl 1% dan efisiensi inhibisinya. Ekstrak daun eceng gondok ditambahkan ke dalam larutan korosif HCl 1% untuk memperlambat proses oksidasi Fe dengan variasi konsentrasi 0 ppm, 500 ppm, 1000 ppm, 1500 ppm dan 2000 ppm dan direndam selama 2 hari, 4 hari, 6 hari 8 hari dan 10 hari. Ekstrak eceng gondok pekat yang didapatkan sebanyak 10,2577 gram. Uji fitokimia yang dilakukan menghasilkan ekstrak eceng gondok mengandung flavonoid dan alkaloid. Penentuan laju korosi dengan metode weight loss menghasilkan laju korosi paling tinggi dari perendaman hari kedua, keempat, keenam, kedelapan, dan kesepuluh terjadi pada konsentrasi 0 ppm yakni tanpa penambahan inhibitor yaitu 134,169164 mmpy, 136,34689 mmpy, 160,868438 mmpy 217,945218 mmpy, dan 227,77951 mmpy. Sedangkan yang paling rendah laju korosinya terjadi pada konsentrasi 2000 ppm yakni 9,34828694 mmpy, 9,29517167 mmpy, 7,11744574 mmpy, 7,06433047 mmpy, 5,64084132 mmpy. Sedangkan Efisiensi inhibisi yang paling rendah dari waktu perendaman kedua, keempat, keenam, kedelapan, dan kesepuluh terjadi pada konsentrasi 0 ppm yaitu 0%. Sedangkan yang paling tinggi terjadi pada konsentrasi 2000 ppm yakni 93,0324624%, 93,1827035%, 95,5756108%, 96,7586669%, 97,5235519%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi ekstrak maka laju korosi semakin kecil dan efisiensi inhibisi semakin besar. Analisis FTIR menunjukkan gugus fungsi yang terkandung dalam ekstrak eceng gondok adalah O-H pada bilangan gelombang 3414,00 cm-1, gugus C-H alifatik pada bilangan gelombang 2854,72 cm-1, gugus C=O pada bilangan gelombang 1737,86 cm-1, gugus C=C pada bilangan gelombang 1546,91 cm-1 dan gugus -CO- pada bilangan gelombang 1163,08 cm-1. Sedangkan setelah perendaman pada konsentrasi 2000 ppm gugus fungsi yang terlihat adalah gugus O-H 3446,75 cm-1, gugus C-H alifatik 2927,94 cm-1, gugus C=O 1645,28 cm-1, gugus C=C 1541,12 cm-1 dan gugus -CO- 1026,06 cm-1. Analisis SEM yang dilakukan pada baja tanpa inhibitor terlihat morfologi menjadi lebih kasar dan terdapat banyak celah. Sedangkan dengan adanya penambahan inhibitor 2000 ppm morfologi tidak terlalu kasar dan sedikit celah.
Kata kunci: Laju Korosi, Baja Karbon, HCl 1%, Inhibitor, Ekstrak Daun Eceng Gondok

 

ABSTRACT
This research is an experimental research aimed to determine the effect of adding hyacinth
leaf extract as inhibitor (Eichornia crassipes) the corrosion rate of low carbon steel in 1% HCl solution and its inhibition efficiency. Hyacinth leaf extract was added to 1% HCl corrosive solution to slow Fe oxidation process with various concentrations of 0 ppm, 500 ppm, 1000 ppm, 1500 ppm and 2000 ppm and soaked for 2, 4, 6, 8 and 10 days. . The concentrated water hyacinth extract obtained was 10.2577 grams. Phytochemical tests carried out flavonoids and alkaloids. Determination of the corrosion rate using the weight loss method resulted in the highest corrosion rate from immersion on the second, fourth, sixth, eighth, and tenth days occurr at a concentration of 0 ppm, without addition of inhibitors, is 134.169164 mmpy, 136.34689 mmpy, 160.868438 mmpy 217.945218 mmpy, and 227.77951 mmpy. While the lowest corrosion rate occurr at a concentration of 2000 ppm, is 9.34828694 mmpy, 9.29517167 mmpy, 7.11744574 mmpy, 7.06433047 mmpy, 5.64084132 mmpy. Meanwhile, the lowest inhibition efficiency of the second, fourth, sixth, eighth, and tenth immersion time occurr at a concentration of 0 ppm, is 0%. While the highest concentration occurr at 2000 ppm, is 93.0324624%, 93.1827035%, 95.5756108%, 96.7586669%, 97.5235519%. The results showed that the greater the concentration of the extract, the lower the corrosion rate and the greater the inhibition efficiency. FTIR analysis showed that the functional groups contained were O-H at a wave number of 3414.00 cm-1, aliphatic CH group at a wave number of 2854.72 cm-1, a C=O group at a wave number of 1737.86 cm-1, the C=C group at the wave number of 1546.91 cm-1 and the -CO- group at the wave number 1163.08 cm-1. Meanwhile, after immersion at a concentration of 2000 ppm the functional groups seen were OH group 3446.75 cm-1, aliphatic CH group 2927.94 cm-1, C=O group 1645.28 cm-1, C=C group 1541.12 cm -1 and -CO-10 group 1026.06 cm-1. SEM analysis performed on steel without inhibitors shows that the morphology becomes coarser and there are many gaps. Meanwhile, addition of 2000 ppm inhibitor, the morphology is not rough and there are few gaps.
Keyword: Corrosion Rate, Carbon Steel, 1% HCl, Inhibitor, Hyacinth Leaf Extract


Full Text:

PDF

References


Agus Santosa Sudjono. 2005 . Prediksi Waktu Layan Bangunan Beton Terhadap Kerusakan Akibat Korosi Baja Tulangan. Civil Engineering Dimension. 7. 6 – 15.

Ali, F., D. Saputri dan R.F. Nugroho. 2014. Pengaruh Waktu Perendaman Dan Konsentrasi Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium Guajava, Lin) sebagai Inhibitor Terhadap Laju Korosi. Jurnal Teknik Kimia. Vol 20. No 1. pp 28–37

Anggraini, N dan Oktadoni Saputra. 2016. Khasiat belimbing wuluh (Averrhoa blimbi L.) terhadap penyembuhan jerawat (Acne vulgaris). Majority. Vol. 5. No.1.

Ardananurdin, A. 2004. Uji efektivitas bunga belimbing wuluh (Averrhoa blimbi L.) sebagai antimikroba terhadap bakteri salmonella typhi secara in vintro. Jurnal Kedokteran Brawijaya. Vol. 20. No. 1.

Bahri, S. 2007. Penghambatan Korosi Baja Beton dalam Larutan Garam dan Asam dengan Menggunakan Campuran Senyawa Butilamina Oktilamina. Jurnal Gradien. Vol 3. No 1. pp 231–236.

Budianto, A., K. Prwantini., dan B.T. Sujitno. 2009. Antar Butir Dari Material Baja Tahan Karat Austenitik Setelah Mengalami Proses Pemanasan Material Karat Structure Observation Of. Jurnal Forum Nuklir. Vol 3. No 2. pp 107–130.

Butar, B dan Febrianto. 2009. Instrumentasi eDAQ dan benda uji. 37-38

Dasuki, U.A. 1991. Sistematika Tumbuhan Tinggi. ITB. Bandung.

Dianty Wijaya, Putri Purnama Y, Raffty Setya A, Muhamad Rizal. 2015. Screening Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan Daun Eceng Gondok (Eichhornia crassipes). Jurnal Penelitian dan Pengembangan Ilmu Kimia. Vol. 1. No. 1

Djaprie, S., 1995, Ilmu dan Teknologi Bahan, edisi ke 5, Erlangga, Jakarta, 483-510.

Fariadhie, J. 2010. Proteksi Katodik Baja Aisi 1020 Menggunakan Anoda Alumunium. Jurnal Teknik Unisfat. Vol 6. No 83. pp 1–9.

Fontana, M. G. 1987. Corrosion Engineering third edition. New York: Mc. Graw Hill Company.

Gadang, P. 2008. Kamus Saku Korosi Material. Metalurgi LIPI: Tangerang.

Griffin, B.J and V.A. Riessen. 1991. Scanning Electron Microscopy Course Note. The University of Western Australia. Nedlands.

Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan. ITB. Bandung.

Hermawan S, Nasution YRA, Hasibuan R. Penentuan Efisiensi Inhibisi Korosi Baja Menggunakan Ekstrak Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao). Jurnal Teknik Kimia USU. 2012; Vol. 1, No. 2 :31-33.

Hermawan, B. 2007.: Ekstrak Bahan Alam sebagai Alternatif Inhibitor Korosi. [Online]. Tersedia : http://www.Chemis-try.org.

Ilim; Beni Hermawan, 2008. Studi Penggunaan Ekstrak buah Lada (Pipernigrum linn), Buah Pinang (Area Cathecu Linn), dan Daun Teh (CammelliaSinensis L. Kuntze) sebagai Inhibitor Korosi Baja Lunak dalam Medium Air Laut Buatan yang Jenuh Gas CO2. Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Lampung

Jones, Denny. 1992. Principles and Prevention of Corrosion. New York: Macmillan Publishing Company.

Lathifah, Q A’Y. 2008. Uji efektifitas ekstrak kasar senyawa antibakteri pada buah belimbing wuluh (Averrhoa blimbi L.) dengan variasi pelarut. (Skripsi). Universitas Islam Negeri Malang. Malang.

M. R. Ardhiansyah, “Pemanfaatan Ekstrak Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Belimbi L) sebagai Bioinhibitor Korosi Pada Logam Baja Karbon,” Politeknik Negeri Sriwijaya, 2014.

M. Rizky Ichwani, Purnami, Femiana Gapsari M. F. 2014. Pengaruh Kekasaran Permukaan Terhadap Laju Korosi Baja Api 5L dalam Larutan Asam, Basa, dan Garam. Skripsi. Universitas Brawijaya.

Machfudzoh, P.A., Muhammad N.A, dan Leliana S.D.P. 2014. Efektivitas Ekstrak Daun Belimbing Wuluh sebagai Bahan Inhibitor Korosi pada Kawat Ortodonsi Berbahan Dasar Nikel-Titanium.Jurnal Kimia. Vol 1. No.1

Mario, P. 2011. Khasiat dan Manfaat Belimbing Wuluh. Stomata. Surabaya. P. 65-68.

Masripah. 2009. Aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol daun belimbing wuluh (Averrhoa blimbi L.) terhadap kultur aktif Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. (Skripsi). Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Nugroho, F. 2015. Penggunaan Inhibitor Untuk Meningkatkan Ketahanan Korosi Pada Baja Karbon Rendah. Jurnal Angkasa. Vol 7. No 1. pp 151–158.

Pattireuw, Kevin Jones, Fentje Abdul Rauf, dan Romels Cresano. 2013. Analisis Laju Korosi pada Baja Karbon dengan Menggunakan Air Lautdan H2SO4. Jurnal Teknik Mesin. Manado: Universitas Sam Ratulangi.

Plorentino, Gracio. 2011. Studi Penambahan Inhibitor “X” Hasil Ekstrak Ubi Ungu sebagai Inhibitor Organik dalam Lingkungan NaCl 3,5% pada Lembaran Baja Karbon Rendah. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.

Priyotomo, G. 2008. Kamus Saku Korosi Material. Tangerang: Metalurgi LIPI.

Priyotomo, Gadang dan Lutviasari Nuraini. 2016. Studi Awal Potensi Daun Belimbing Wuluh sebagai Inhibitor Korosi pada Baja Karbon di Larutan Asam Klorida. jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek. e-ISSN : 2460 – 8416

Reimer, L. 1998. Scanning Electron Microscopy: Physics of Image Formation and Microanalysis. Heidelberg: Springer-Verlag. Roberge, P. R. 2000. Handbook of Corrosion Engeneering. New York. McGraw Hill.

Riska, Oktaviani. 2018. Analisa Pengaruh Penambahan Inhibitor Ekstrak Daun Waru (Hibiscus Tiliaceus) terhadap Laju Korosi Besi Beton. Skripsi. Makassar

Rizky, D. 2012. Ekstraksi Serat Selulosa Dari Tanaman Eceng Gondok

(Eichornia Crassipes) Dengan Variasi Pelarut. Skripsi. Universitas Indonesia: Depok.

Roberge, P. R. 2000. Handbook of Corrosion Engineering Library of Congress Cataloging-in-Publication Data. McGraw-Hill. New York.

Roberge, Pierre R. 2000. Handbook Of Corrosion Engineering. New York: Mc Graw-Hill.

Rorong, Johnly A. dan Edi Suryanto. 2010. Analisis Fitokimia Enceng Gondok (Eichhornia crassipes) dan Efeknya sebagai Agen Photoreduksi Fe3+. Chem Prog. Vol. 3. No. 1.

Rozanna, S. I, dan Khairat. 2013. Ekstrak Daun Pepaya sebagai Inhibitor Korosi pada Baja AISI 4140 dalam Medium Air Laut. Jurnal Teknobiologi. Vol IV. No. 2

Saudah dan Sulistijono. 2019. Pengahuh Konsentrasi Onhibitor Organik Sarang Semut Terhadap Laju Korosi Baja Karbon Api 5L Grade B di Linkungan H2SO4 0.5 M. Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Setiawan, Adhi., Agung Nugroho, Novi Eka M, Widiyastuti. 2018 Karakteristik Inhibisi Korosi Baja Karbon di Dalam Larutan Asam Klorida Menggunakan Ekstrak Daun Tembakau. Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 13, No. 2

Smallman, R. E. And Bishop, R. J. 2000. Metalurgi Fisik Modern & Rekayasa Material. Jakarta: Erlangga

Thomas, A.N.S. 2007. Tanaman Obat Tradisional. Kanisius. Yogyakarta.

Trethewey, KR and J. Chamberlain. 1991. Korosi untuk Mahasiswa Sains dan Rekayasa. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Ummah, M.K. “Ekstraksi dan Pengujian Aktivitas Antibakteri Senyawa Tanin Pada Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa belimbi L.) Kajian Variasi Pelarut,” UIN Malang, 2010.

Wijayakusuma, H dan Dalimartha, S. 2006. Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Darah Tinggi. Cetakan VI. Penebar Swadaya. Jakarta. P. 13.

Wulandari, Intan Meidita. 2017. Pemanfaatan Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi) sebagai Green Inhibitor Korosi padaLogam Besi dalam Medium Nacl 3%. Skripsi. Palembang

Yanuar Dan Dwi Heru. 2015. Analisa Laju Korosi Pada Baja Galvanis Menggunakan Metode Astm G31 – 72 Pada Media Air Nira (Kelapa). Teknik Mesin FT-UNS.


Article Metrics

Abstract view : 17 times | PDF view : 13 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


ISSN: 2722-8649

Diterbitkan oleh Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Makassar (UNM) dua kali dalam setahun yaitu bulan Juni dan Desember.

Alamat Redaksi :Jurusan Kimia, Fakultas MIPA UNM, JL. Dg. Tata Parangtambung, Makassar 90224 Indonesia, Telp. 0411-840295; Fax: 0411840295;E-mail : [email protected]