Penyalahgunaan Obat Kodein dan Tahapan Pembuktiannya: Tiga Laporan Kasus

Ainun Jaryah Bahrir(1*),

(1) Ilmu Forensik, Sekolah Pascasarjana, Universitas Airlangga
(*) Corresponding Author




DOI: https://doi.org/10.35580/chemica.v20i2.13631

Abstract


ABSTRAK

Kodein adalah alkaloid terkandung dalam opium sebesar 0,7- 2,5%, selain itu alkaloid kodein juga ditemukan dalam opioid sekitar 0,3- 3,0%. Kodein merupakan obat analgesik golongan opium yang biasa digunakan untuk penghilang rasa nyeri dari sedang hingga berat. Kodein merupakan obat yang paling banyak digunakan dikalangan praktisi kesehatan. Kodein yaitu sejenis obat batuk, namun dapat menyebabkan ketergantungan/efek adiksi sehingga peredarannya dibatasi dan diawasi secara ketat. Dalam menggunakan suatu obat, tidak hanya manfaat terapi dari obat itu yang dipertimbangkan tetapi juga efek samping yang ditimbulkannya. Kodein merupakan salah satu jenis NAPZA golongan depresan. Depresan adalah senyawa yang dapat menekan sistem tubuh. Depresan Sistem Syaraf Pusat (SSP) adalah senyawa yang dapat menurunkan aktivitas fungsional dari Sistem Syaraf Pusat (SSP). Akibatnya yaitu menurunnya fungsi beberapa organ tubuh. Depresan Sistem Syaraf Pusat (SSP) bekerja dengan menekan pusat kesadaran, rasa nyeri, denyut jantung dan pernafasan. Telah dilaporkan beberapa kasus penyalahgunaan kodein hingga menyebabkan kematian. Maka dari itu tujuan dari artikel ini untuk memaparkan tentang kodein dan bagaimana tahapan pembuktian kasus penyalahgunaan dengan menggunakan tiga laporan kasus yang telah ada.

Kata kunci: kodein, analgesik, penyalahgunaan obat, studi kasus


ABSTRACT

Codeine is an alkaloid contained in opium of 0.7-2.5%, besides that codeine alkaloids are also found in opioids around 0.3-3.0%. Codeine is an opium analgesic drug commonly used for moderate to severe pain relief. Codeine is the most widely used drug among health practitioners. Codeine is a type of cough medicine, but can cause addiction so that circulation is limited and closely monitored. In using a drug, not only the therapeutic benefits of the drug are considered but also the side effects it causes. Codeine is one type of drug depressant group. Depressants are compounds that can suppress body systems. Central nervous system (CNS) depressants are compounds that can decrease the functional activity of the central nervous system (CNS). The result is a decrease in the function of several organs of the body. Central nervous system (CNS) depressants work by suppressing the center of awareness, pain, heart rate and breathing. Several cases of codeine abuse have been reported to cause death. Therefore the purpose of this article is to explain about codeine and how the stages of evidence of abuse are used by using three existing case reports.

Keywords: codeine, analgesic, drug abuse, study case

Full Text:

PDF

References


DAFTAR PUSTAKA

Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. 2004. Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Bagi Pemuda.

Berg-Pedersen, R.M. et al., 2014. Codeine to morphine concentration ratios in samples from living subjects and autopsy cases after incubation. Journal of Analytical Toxicology, 38(2), pp.99–105.Ganiswarna, S. 1995. Farmakologi dan Terapi. Edisi keempat. Gaya Baru. Jakarta.

Fais, P. et al., 2017. “Tampering to Death”: A Fatal Codeine Intoxication Due to a Homemade Purification of a Medical Formulation. Journal of Forensic Sciences, 62(6), pp.1671–1673.

Ganiswarna S (1995). Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Gaya Baru.

Havig, S.M. et al., 2016. Codeine-spiked beer in a date rape case? International Journal of Legal Medicine, 130(6), pp.1513–1518. Available at: http://dx.doi.org/10.1007/s00414-016-1340-5.

INCB, I.N.C.B. (United N., 2017a. List of Narcotic Drugs under International Control. , pp.1–23.

INCB, I.N.C.B. (United N., 2017b. Psychotropic Substances.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Farmakope Indonesia Edisi V

Mayangsari, Annida dan Rostinawati, Tina. 2017. Polimerfisme CYP2D6 dan Pengaruhnya terhadap Metabolisme Kodein. Farmaka. Vol 4(4).

Mutschler E (1991). Dinamika Obat. Bandung: Penerbit ITB.

Sahurrahmanisa dkk. 2017. Efek Kombinasi Parasetamol dan Kodein sebagai Analgesia Preemptif pada Pasien dengan Orif Ekstremitas Bawah. Berkala Kedokteran. Vol 13(1):97-104.

Sari, Pande Made Nova Armita dan Leliqia, Ni Putu Eka. Uji Skring dan Determinasi Kodein dengan TLC Spektrofotodensitometri. IFJLS. 3(1):26-31.

Seif-Barghi, T., Moghadam, N. & Kobarfard, F., 2015. Morphine/codeine ratio, a key in investigating a case of doping. Asian Journal of Sports Medicine, 6(4), pp.10–12.


Article Metrics

Abstract view : 11525 times | PDF view : 956 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


ISSN: 2722-8649

Diterbitkan oleh Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Makassar (UNM) dua kali dalam setahun yaitu bulan Juni dan Desember.

Alamat Redaksi :Jurusan Kimia, Fakultas MIPA UNM, JL. Dg. Tata Parangtambung, Makassar 90224 Indonesia, Telp. 0411-840295; Fax: 0411840295;E-mail : chemica@unm.ac.id