PERSEPSI MASYARAKAT LOKAL TERHADAP KESENIAN SAYYANG PATTU’DU PADA BUDAYA MANDAR (STUDI DESKRIPTIF DI KECAMATAN TINAMBUNG KABUPATEN POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT)

Dwi Arjulina, Arjulina, Arjulina,(1*), Nurlela Nurlela Nurlela(2), Dimas Ario Sumilih(3),

(1) Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan hukum Universitas Negeri Makassar
(2) Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan hukum Universitas Negeri Makassar
(3) Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan hukum Universitas Negeri Makassar
(*) Corresponding Author



Abstract


ABSTRAK

 

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Bagaimana eksitensi sayyang pattu’du di masyarakat desa Karama Kecamatan Tinambung hingga saat ini, (2) untuk mengetahui bagaimana pandangan masyarakat lokal terhadap kesenian sayyang pattu’du di desa Karama Kecamatan Tinambung (3) Dan mendeskripsikan nilai-nilai yang terkandung dalam kesenian sayyang pattu’du di Desa Karama Kecamatan Tinambung. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yang dianalisa secara deskriptif, teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi dengan melibatkan 10 orang informan. Berdasarkan hasil lapangan menunjukkan bahwa (1) Eksistensi sayyang pattu’du pada dasarnya di bulan maulid nabi tetapi seiring perkembangan zaman tidak lagi diperuntukkan untuk bulan maulid melainkan sudah menjadi ivent tahunan atau festival budaya dan penyambutan bagi masyarakat luar yang datang ditanah Mandar (turis) serta acara perkwinan. (2) Pandangan masyarakat lokal terhadap kesenian sayyang pattu’du ini mengatakan bahwa tradisi sayyang pattu’du ini akan tetap ada dan tetap dilestarikan sampai kapan pun baik pemerintahan maupun masyarakat meyakini bahwa sayyang pattu’du ini akan terus ada karena sudah menjadi sebuah tradisi leluhur yang harus dilestarikan karena pemerintah sudah mendukung dan memberikan ruang pelaksa terhadap tradisi kesenian sayyang pattu’du ini. (3) Adapun beberapa nilai yang terkandung dari tradisi sayyang pattu’du ini diantaranya nilai gotong royong yang dimaksud adalah sebagai sarana berkumpulnya seluruh warga, seluruh keluarga yang masing-masing terlibat ketika acara sayyang pattu’du dilaksanakan, sedangkan nilai religius ialah  penyampaian syair islam dan juga pesan-pesan agama dari budaya tradisi sayyang pattu’du sehingga kesan yang ditinggalkan lebih lama. Nilai pendidikan yang terkandung ialah mendidik dan memotivasi anak agar lebih giat belajar dalam menyelesaikan khatam al-quran, dan nilai sosial yang terkandung ialah menghibur mayarakat dengan cara keliling kampung serta di tonton seluruh masyarakat.



Keywords


Kata kunci: Persepsi, sayyang pattu’du, Tradisi, Makna

Full Text:

XML PDF

References


DAFTAR PUSTAKA

Ahmadin.(2013). Metode Penellitian Makassar. Makassar: Rayhan Intermedia

Ahmadi, A. (1986). AntropologiBudaya. Surabaya: Cv Pelangi.

Alexander, J. (2016). FilsafatKebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Alimuddin, M. R. (2011). MandarNol Kilometer. Yogyakarta: Ombak.

Amiruddin.(2016). MetodePenelitianSosial. Yogyakarta: Parana Ilmu.

Ariyono, S. (1985).KamusAntropologi. Jakarta: Akademik Presindo.

Daradjat,Z.(1976). Perawatan Jiwa Untuk Anak-Anak. Jakarta:Bulan Bintang.

Dewantara,K.H.(1994).Kebudayaan.Yogyakarta:Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa

Gibson,D.(1994).Organisasi-Perilaku Struktur,Proses. Jakarta: Binarupa

Gunawan, I. (2015). Metode Penelitian Kualitatif.Jakarta: Bumi Aksara

Koentjaraningrat.(1997).Metode –Metode Penelitian Masyarakat.Jakarta:Pt Gramaedia Putaka Utama.

Kontjaraningrat.(2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta

Naim,N.(2012). Character Building Optimalisasi Peran Pendidikan Dalam Pembangunan Ilmu Dan Pembentukan Karakter Bangsa. Yogyakaarata: Arruz Media.

Najah, N. (2015). Suku Mandar Pelaut Ulung Yang Kaya Pakerti. Makassar: Aquarich

Nawawi,H.(1997). Administrasi Sekolah Dan Kepemimpinan. Jakarta: Gunung Agung

Nurlina.(2016). Budaya Sayyang Pattu’du Di Desa Pambusuang Kecamatan Balanipa Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat:Makassar

Rahmat, J. (2003). Psikolog Komunikasi. Bandung: Remaja Posdakarya.

Raho,B.(2007). Teori Sosiologi Modern.Jakarta:Prestasi Pustaka.

Saleh,A.R. (2004). Psikolog Suatu Pengantar Dalam Perspektif. Jakarta: Prenada Media.

Samovar.(2014). Komunikasi Lintas Budaya. Jakarta: Salemba Humani.

Sedyawati, E. (2014). Kebudayaan Indonesia. Depok :Komunitas Bambu.

Selo, S. (1964). Setangkai Bunga Sosiologi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Ui.

Seorjono, S. (2009). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali.Pers.

Sidi, G. (1977). Pandangan Islam Tentang Kesenian. Jakarta: Bulan Bintang

Slametto,(1995). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Soerjono, S. (2001).Hukum Adat Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo

Sudrajat, A. (2008, februari 6).Teori-teori Motivasi. Retrieved januari 27, 2020, from teori-teori motivasi: https://www.google.com

Supartono.(1992). IlmuBudaya Dasar. Jakarta:Ghalia Indonesia.

Syani,A.(1995). Sosiologi Dan Perubahan Masyarakat. Bandar Lampung: Pustaka Jaya

Tiro, M. A. (2011).Metode Penelitian Sosial. Makassar: Andira Publisher.

Tohah,M.(2003). Perilaku Organisasi Konsep Dasar Dan Aplikasinya. Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada.

Vistari, K. D. (2019). Skripsi.Persepsi Masyarakat Bali Terhadap Keseniaan Joger Bumbung Mertasari Di Desa Merapi Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah 9-10.

Walgito,B. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.

William, H. (1993). AntropologiJilid II. Jakarta: Erlangga.


Article Metrics

Abstract view : 209 times | XML view : 0 times PDF view : 48 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.