PEMETAAN ZONASI DAERAH RAWAN BENCANA LONGSOR BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DI DAS JENEBERANG KABUPATEN GOWA

Muh Rizal Darwis(1*), Uca Uca(2), Muhammad Yusuf(3),

(1) Universitas Negeri Makassar
(2) Universitas Negeri Makassar
(3) Universitas Negeri Makassar
(*) Corresponding Author




DOI: https://doi.org/10.35580/jes.v3i2.20080

Abstract


ABSTRAK

Bencana longsor di Indonesia bisa dijumpai hampir di setiap Daerah Aliran Sungai utamanya pada bagian hulu Daerah Aliran Sungai. Salah satu penyebab terjadinya longsor yaitu kondisi topografi yang sangat curam. Salah satu Daerah Aliran Sungai di Sulawesi Selatan yang memiliki peran penting dan strategis dalam pembangunan adalah Daerah Aliran Sungai Jeneberang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerawanan dan sebaran daerah yang berpotensi longsor di DAS. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan prosedur analisis software Geographic Information System (GIS) berupa analisis tumpang tindih (overlay) faktor–faktor yang berpengaruh terhadap kejadian tanah longsor seperti Jenis batuan, kemiringan lereng, curah hujan, zona kerentanan gerakan tanah, tekstur tanah dan tutupan lahan. Berdasarkan hasil pendugaan kerawanan longsor di DAS Jeneberang, diperoleh tiga tingkat kerawanan longsor yaitu: Tingkat kerawanan rendah dengan luas 30771 Ha (39%) memiliki persebaran di Kecamatan Bontomaranu, Palangga, Bajeng Barombong, Tamalate, dan lain-lain, Tingkat kerawanan sedang dengan luas 38827 Ha (49%) memiliki persebaran di Kecamatan Parangloe, Manuju, Bungaya, Tinggimoncong dan Parigi. Dan tingkat kerawanan tinggi dengan luas 9287 Ha (12%) memiliki persebaran di Kecamatan Tinggimoncong, Parigi dan beberapa daerah di Kecamatan Parangloe dan Manuju.


Keywords


Longsor; Daerah Aliran Sungai; Geographic Information System

Full Text:

PDF

References


DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah & Air. Bogor: IPB Press.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). 2013. Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI).

Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP). 2009. Identifikasi dan Karakterisasi Lahan Rawan longsor dan Rawan Erosi di Dataran Tinggi untuk Mendukung Keberlanjutan Pengelolaan Sumberdaya Lahan Pertanian. Laporan Tengah Tahun, DIPA 2009. Bogor: Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian.

Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang. 2016. Wilayah Kerja. http://sda.pu.go.id/balai/bbwspompenganjeneberang. (10 Oktober 2020)

BPDAS Jeneberang Walanae, 2010, Review Karakteristik DAS Jeneberang Tahun 2010, Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Jeneberang Walanae, Makassar.

Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. 2005. Manajemen Bencana Tanah Longsor.

Effendi, A. D. 2008. Identifikasi Kejadian Longsor Dan Penentuan Faktor-Faktor Utama Penyebabnya Di Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor. Skripsi. Fakultas Kehutanan IPB.

Fahmi, M. C. 2015. PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI JENEBERANG KOTA MAKASSAR-SULAWESI SELATAN.

Hardiyatmo, H. C. 2012. TANAH LONGSOR & EROSI - Kejadian dan Penanganan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Hermon, D. D. 2015. Geografi Bencana Alam. Jakarta, Indonesia: PT RajaGrafindo Persada.

Mubekti dan Alsanah F. 2008. Mitigasi Daerah Rawan Tanah Longsor Menggunakan Teknik Pemodelan SIG. Jurnal Teknik Lingkungan. Jakarta.

Nasiah dan Invanni, I. 2016. MITIGASI BENCANA (Disaster Mitigation). Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia: Aguscorp.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Tahun 2007 Tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana Longsor


Article Metrics

Abstract view : 1348 times | PDF view : 302 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Muh Rizal Darwis, Uca Uca, Muhammad Yusuf

 Diterbitkan Oleh:

Prodi Geografi, Jurusan Geografi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam

Universitas Negeri Makassar

Editorial Office:

 

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License