MODEL PEMBELAJARAN PEMETAAN CERITA DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI DONGENG SISWA SEKOLAH DASAR

Abstract

Abstract. Mapping Model of Learning to Appreciate the stories in Tales Upgrades Elementary School Students. This study uses a quantitative approach to pre-experimental. Variable X in this study is the application of the learning model mapping the story, while the variable Y is the application of skills to apreciate tale. The study population is a fifth grade elementary school students Taeng, Gowa regency with the number 39. This study used a sample of the total (total sampling). The results showed that (t count) of 7.802 obtained by Sig (2 toiled) = 0.000. At significant level 95% by d. b. 39 obtained t table = 1.70. So, t count (7.802)> t table (1.70) or sig (2 toiled) (0.000) <(0.05). Therefore t count bigger than t table, then H0 refused and H1 accepted. So, story mapping model effectively applied in improving the ability to appreciate the tale Elementary School fifth grade students.

Abstrak: Model Pembelajaran Pemetaan Cerita dalam Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Dongeng Siswa Sekolah Dasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif pre-experimental. Variabel X dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran pemetaan cerita, sedangkan variabel Y adalah penerapan kemampuan mengapresasi dongeng. Populasi penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Taeng, Kabupaten Gowa dengan jumlah 39. Penelitian ini menggunakan sampel total (total sampling). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (t hitung) yang diperoleh sebesar 7,802  dengan Sig (2 toiled)= 0,000. Pada taraf signifikan 95% dengan d. b. 39 diperoleh t tabel = 1,70. Jadi, t hitung  (7,802) > t tabel (1,70) atau sig (2 toiled) (0,000) <  (0,05). Oleh karena t hitung lebih besar daripada t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi, model pemetaan cerita efektif diterapkan dalam meningkatkan kemampuan mengapresiasi dongeng siswa kelas V Sekolah Dasar.

Kata kunci: pemetaan cerita, apresiasi dongeng