Masyarakat Adat Sampeong di Desa Lamasi Hulu Kabupaten Luwu, 1988-2020

Nasra Nasra(1*), Mustari Bosra(2), La Malihu(3),

(1) Prodi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum UNM
(2) Prodi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum UNM
(3) Prodi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum UNM
(*) Corresponding Author



Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang terbentuknya masyarakat adat Sampeong, dinamika masyarakat adat Sampeong, serta peran dan fungsi-fungsi pemerintahan tradisional dan formal masyarakat adat Sampeong. untuk mencapai tujuan tersebut maka peneliti menggunakan metode sejarah yang terdiri dari empat tahapan yaitu: Heuristik (pengumpulan data atau sumber), kritik sumber, interpretasi dan histiografi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Menurut masyarakat adat Sampeong bahwa penduduk Sampeong berpangkal dari Datu Laukku. Keturunan Datu La Ukku, yang bernama Pong Mula Tau, sebagai nenek pertama manusia yang turun dari langit ke bumi. Yang kemudian beranak cucu dan salah satu dari keturunannya yaitu Tanduk Pirri yang merupakan nenek moyang dari masyarakat adat Sampeong. (2) Dinamika masyarakat adat Sampeong dari tahun 1988-2010 dimekarkan sebagai desa dan mengadakan pemilihan Tomakaka yang dipilih oleh msyarakat dan ada perubahan dari segi pendidikan, dan fungsi pemangku adat. Sedangkan Pada tahun 2011-2020, pemilihanTomakaka kembali dilakukan oleh para Matua, selain itu juga ada pengurangan aturan adat atau Mapasikalamma serta perkembangan dari segi pendidikan, sosial maupun ekonomi semakin berkembang. (3) Peran dan Fungsi pemerintahan tradisional dan formal yang saling beriringan dan bekerja sama dalam penyelesaian masalah dan utntuk memajukan masyarakat adat Sampeong. Selain itu masyarakat adat Sampeong merupakan masyarakat adat yang masih melaksanakan tradisi hingga saat ini diantaranya Rambu Solo, Rambu Tuka ( Balik Gandang), Mapasakkke, Siaja, Marara Kalo yang didukung oleh para pemangku adat sebagai pemegang pranan penting untuk terlaksannya tradisi dalam masyarakat tersebut.


Keywords


Masyarakat Adat; Sampeong; Luwu.

References


Brawa. (n.d.). Wilayah Adat Sampeong.

Bustan, B., Najamuddin, N., Jumadi, J., & Bahri, B. (2023). Ma’Nene: Dinamika Sejarah Tradisi Membersihkan dan Mengganti Pakaian Jenazah Leluhur Suku Toraja. Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah Dan Pendidikan, 7(1), 64–76.

Elly M. Setiadi, D. (2006). Ilmu Sosial Budaya Dasar. Kencana Prenada Media Group.

Fahmi, N. (2013). Komunitas Adat Onto Di Butta Toa Bantaeng Abad XII-XIV. Universitas Negeri Makassar.

Hamida. (2020). Masyarakat Adat Tangsa di Kabupaten Enrekang 2004-2018. 2507(February), 1–9.

Koentjaraningrat. (2005). Pengantar Antropologi Pokok-Pokok Etnografi II. PT Rineka Cipta.

Koentjaraningrat. (2010). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Djambatan.

M. Saleh Majid, D. (2017). Pengantar Ilmu Sejarah. Universitas Negeri Makassar.

Najamuddin, N., Patahuddin, P., Bahri, A., & Rasyid, M. R. (2009). Sulawesi Selatan Tempo Doeloe (Muzaik sejarah Lokal). Raihan Intermedia.

Pratama, F. F., & Rahmat. (2018). Jurnal Civics : Media Kajian Kewarganegaraan pengalaman pembelajaran. Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan, 15(1), 170–179.

Sulasman, dan S. G. (2013). Teori-Teori Kebudayaan dari Teori Hingga Aplikasi. CV Pustaka Setia.

Suryabrata, S. (1983). Metodologi Penelitian. CV Rajawali.

Tangdilintin. (1981). Toraja dan Kebudayaannya. Yayasan Lepongan Bulan.


Article Metrics

Abstract view : 12 times |

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Nasra Nasra, Mustari Bosra

License URL: http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/

PUBLISHED BY :

Prodi Pendidikan Sejarah

Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Makassar

Kampus Gunung Sari, Fakultas Ilmu Sosial Lt.3, Prodi Pendidikan Sejarah, Jl. Raya Pendidikan, Makassar. 90222.Phone 082395232077 E mail [email protected]

 

Attoriolong INDEXED BY

 

 

LICENSED BY :

Creative Commons License
Attoriolong is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.