Berau Masa Kolonialisme Belanda Abad XVIII-XX
(1) Prodi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar
(2) Prodi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar
(3) Prodi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar
(*) Corresponding Author
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang Berau Masa Kolonialisme Berau Abad XVIII-XX dengan menguraikan tatanan Kerajaan Berau sebelum kedatangan Belanda, dinamika Kolonialisme Belanda di Berau, serta dampak keberadaan Kolonialisme Belanda di Berau. Penelitian ini disusun menggunakan metode penelitian sejarah yang meliputi heuristik yakni pengumpulan data atau sumber, kritik sumber untuk mengetahui keaslian sumber, interpretasi yakni penafsiran sumber agar relevan dengan penelitian, serta tahap historiografi yakni penulisan sejarah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum kedatangan Belanda, Berau merupakan suatu kerajaan yang memiliki sistem pemerintahan tersendiri, Sampai pada timbulnya perpecahan pada tahun 1800 yang menjadikan dua kesultanan yakni Kesultanan Sambaliung dan Kesultanan Gunung Tabur. Hadirnya Kolonialisme Belanda di Berau secara tidak langsung memberikan dampak positif maupun negatif bagi masyarakat Berau. Selain itu, dampak yang diberikan pada saat Kolonialisme Belanda di Berau dapat dilihat dalam berbagai bidang yang juga melibatkan masyarakat Berau juga para transmigran yang datang ke daerah Berau pada saat itu. Misalnya dalam Pertumbuhan Berau sebagai daerah yang maju dengan berbagai fasilitas penunjang perekonomian dengan tumbuhnya kota pelabuhan yang memberikan andil besar bagi masyarakat pesisir untuk terlibat dalam aktivitas dan jasa hingga pembangunan jalan penghubung dari Kota Tanjung Redeb ke Kota Teluk Bayur yang masih digunakan sebagai jalur aktivitas perekonomian sampai saat ini.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
BPS Kabupaten Adriansjah, A. (n.d.). Berau Tempo Doeloe dan Masa Kini. Deposit Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kab. Berau.
Bahri. (2016). Perebutan Panggadereng di Kerajaan LOkal di Jazirah Sulawesi Selatan Abad XV-XVII. Atlantis Press, Volume 12. http://eprints.unm.ac.id/18730/
Joniperindra. (2018). Kritik Hadis-Hadis yang Disampaikan Para Khatib di Khutbah Jum’at.
K, O. (2003). Logging in East Kalimantan. The Historical Expedience of llegality.
Madjid, S., Najamuddin, Patahuddin, Ridha, M. R., Jumadi, Ahmadin, Junaedah, S., Bahri, Rahman, A., Amirullah, & Bustan. (2017). Pengantar Ilmu Sejarah. Universitas Negeri Makassar.
Pratiwi, E. (2017). Struktur Pemerintahan Kesultanan Gunung Tabur di Kalimantan Timur Tahun 1834 - 1942 Repository - Unair Repository. Universitas Airlangga.
Purba, J. (2015). Sejarah Pelabuhan Silo di Teluk Bayur, Berau (1912-1957). Kepel Press.
Pusponegoro, M. J. (1992). Sejarah Nasional Indonesia Jilid V.
Rahmatsyah, A. (2010). Sejarah Raja-Raja Berau. Yayasan Kesejahteraan Kerabat Kesultanan Gunung Tabur Bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Berau.
Rahmatsyah, A. (2015). Sekilas Berau Empat Zaman. Graha Cipta Pustaka.
Rahmatsyah, A. (2019). Masa Lampau Teluk Bayur.
Riwut, T. (2007). Kalimantan Membangun. NR Publishing.
Article Metrics
Abstract view : 334 times | PDF view : 190 timesRefbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 Ira Risfiana, Patahuddin Patahuddin, Bahri Bahri
License URL: http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/
PUBLISHED BY :
Prodi Pendidikan Sejarah
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Makassar
Kampus Gunung Sari, Fakultas Ilmu Sosial Lt.3, Prodi Pendidikan Sejarah, Jl. Raya Pendidikan, Makassar. 90222.Phone 082395232077 E mail amirullah8505@unm.ac.id
Attoriolong INDEXED BY
LICENSED BY :
Attoriolong is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.