Eksistensi Tradisi Mangngonggo Durian bagi Masyarakat di Desa Batetangnga Kecamatan Binuang Kabupaten Polewali Mandar, 2016-2019.

Irfan Rinaldi(1*), Amirullah Amirullah(2), Asmunandar Asmunandar(3),

(1) Prodi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum UNM
(2) Prodi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum UNM
(3) Prodi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum UNM
(*) Corresponding Author



Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Eksistensi Tradisi Mangngonggo Durian bagi Masyarakat di Desa Batetangnga Kecamatan Binuang. Permasalahan pokok tersebut kemudian menjadi beberapa sub permasalahan, yaitu: 1) bagaimana latar belakang munculnya tradisiMangngonggo Durian di Desa Batetangnga? 2) bagaimana eksistensi dan prosesi MangngonggoDurian di Desa Batetangnga? 3) bagaimana perkembangan tradisi Mangngonggo Durian di desa batetangnga?. Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif. penelitian ini dilakukan melalui observasi, wawancara, dan analisis dokumen baik buku, jurnal, maupun artikel yang berhubungan dengan penelitian. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa: tradisi MangngonggoDurian adalah tradisi pesta buah Durian yang dilakukan ketika musim buah Durian tiba. Tradisi ini juga diartikan sebagi bentuk rasa syukur kepada sang pencipta karena kita diberikan nikmat berupa buah Durina tradisi ini dimulai dari nenek moyang orang Batetangnga dan  masih dilestarikan  samapi sekarang ini. Berdasarkan  hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat khususnya masyarakat Batetangnga senantiasa melestarikan dan menjaga budaya atau  tradisi yang sudah ada di daerah kita, sehingga dapat menjadi ikon daerah dan memperkaya kearifan lokal di Indonesia.  


Keywords


Eksistensi; Trdisi; Mangngonggo Durian

Full Text:

PDF

References


Kabupaten Polewali Mandar. Definisi danPengertian Tradisihttp://id.m.wikipedia.org>wiki>. Blogspot.Com/2007/07/Definisi-Pengertian-Tradisi.htm(5 mei 2017).

Hasan, Hasruddin Nur (2019), Patuntung Sebagai Kepercayaan Masyarakat Kajang Dalam (ilalang Embayya) Di Kabupaten Bulukumba, Phinisi Integration Review.

Juliana, M. (2017). Tradisi Mappasoro Bagi Masyarakat Desa Barugariattang Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba (Skripsi). Makassar: UIN Alauddin Makassar.

Muatapa Kamal Pasha, Lasijo dan Mudjijana, Ilmu Budaya Dasar, (Cet. l: Jakarta: Citra Karsa Mandiri, 2006), hal.13

Notosusanto, Nugroho. Mengerti Sejarah. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 1986

Poelinggomang, Edward, L. (2012). Sejarah dan Budaya Sulawesi Barat. Makassar: De Lamacca.

Sitti Annurwati Mutmainna (2018), Pappaseng To Matoa Dalam Masyarakat Bugis: Karakter Pendukung Bagi Manusia, Program Studi dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Islam Indonesia.

Soerjono soekanto (2012),Sosiologi Suatu Pengantar, (Cet.XXXXIV; Jakarta:PT RajaGrafindo,

Suyanto, Rahmat. (2014). Tradisi Sayyang Pattu’du di Mandar (Study Kasus Desa Lapeo, Kec. Campalagian, Kab. Polewali Mandar). Skripsi tidak diterbitkan: Makassar.

Via Nandasari (2021),Makna Tradisi Makkuliwa Lopi Dalam Masyarakat Mandar Di Kecamatan Bangngae Kabupaten Majene, .

Wahjudidjaja,ilmu sosial budaya (Jakarta:penerbit Ombak,(2012), Biodata Informan


Article Metrics

Abstract view : 10 times | PDF view : 2 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Irfan Rinaldi

License URL: http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/

PUBLISHED BY :

Prodi Pendidikan Sejarah

Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Makassar

Kampus Gunung Sari, Fakultas Ilmu Sosial Lt.3, Prodi Pendidikan Sejarah, Jl. Raya Pendidikan, Makassar. 90222.Phone 082395232077 E mail [email protected]

 

Attoriolong INDEXED BY

 

 

LICENSED BY :

Creative Commons License
Attoriolong is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.