PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI MATTUNDA WENNI PAMMULANG DALAM PERKAWINAN ADAT BUGIS DIKELURAHAN BORONG RAPPOA KECAMATAN KINDANG KABUPATEN BULUKUMBA

NASTIA .(1*), LUKMAN ILHAM(2),

(1) 
(2) 
(*) Corresponding Author



Abstract


Persepsi Masyarakat Terhadap Tradisi Mattunda Wenni Pammulang Dalam Perkawinan Adat Bugis Dikelurahan Borong Rappoa Kecamatan Kindang. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui pelaksanaan tradisi mattunda wenni pammulang dalam perkawianan adat bugis, 2) mengetahui persepsi masyarakat terhadap tradisi mattunda wenni pammulang dalam perkawinan adat bugis, 3) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga masyarakat mempertahankan keberlangsungan tradisi mattunda wenni pammulang di Kelurahan Borong Rappoa Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba. Penelitian ini merupakan penelitian model ex post facto yang desainnya dirancang dengan menggunakan desain deskriptif kualitatif. Adapun populasi dalam penelitian ini keseluruhan masyarakat kelurahan Borong Rappoa yaitu sebanyak  2459 jiwa dimana jumlah keseluruhan KK 476 dari 3 dusun yaitu 56 KK di dusun Palayya, 209 KK di dusun Bangsalayya, dan 211 KK di dusun Borong Rappoa. Yang dijadikan sampel  sebanyak 30 KK dari 3 (tiga) dusun dikelurahan borong rappoa dimana tiap-tiap dusun diwakili oleh 10 KK sebagai sampel dengan menggunakan penarikan sampel dengan teknik cluster random sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi sedangkan teknik dalam analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1). Pelaksanaan tradisi mattunda wenni pammulang, yaitu dilaksanakan dalam dua bentuk  pertama, penangguham yamg dijalankan ketika telah menjalankan akad nikah, dalam masa penantian resepsi pernikahan. Kedua, penangguhan disaat setelah melakukan akad nikah dan resepsi perkawinan, 2). Persepsi masyarakat tentang mattunda wenni pammulang (penangguhan malam pertama) banyak membawa nilai positif diantaranya telah disebutkan sebelumnya bahwa salah satu faedah dibalik  penagguhan itu memberikan kesempatan kepada calon suami istri untuk saling mengenal terlebih dahulu, dan keingin tahuan istri akan kesanggupan suami untuk bercampur dan tekad suami untuk benar-benar membina rumah tangga,3). Faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga masyarakat mempertahankan kelangsungan dari tradisi mattunda wenni pammulang yang pertama, yaitu Masyarakat memandang bahwa jika pasangan suami istri gegabah atau tergesah-gesah melakukan hubungan suami istri akan menimbulkan suatu bala’. Yang kedua,yaitu masyarakat memahami bahwa pernikan, bukan hanya pemitraan dua insan yang berbeda, akan tetapi suatu penyatuan dua keluarga baik ia masih ada ikatan kekeluargaan atau pun orang jauh.

Kata Kunci : tradisi mattunda wenni pammulang, perkawinan adat bugis


Full Text:

PDF

Article Metrics

Abstract view : 635 times | PDF view : 278 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Published by:

TOMALEBBI: Jurnal Pemikiran, Penelitian Hukum, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) is published by Department of Pancasila and Civic Education from the Faculty of Social Sciences of Universitas Negeri Makassar in collaboration with the Association of the Pancasila and Civic Education Teachers from the South Sulawesi Province (AP3KnI) 

Jurusan PPKn dan Hukum FIS-H UNM, Gedung FIS UNM Lt. 1
Jalan Raya Pendidikan No. 1
Kampus UNM Gunungsari Baru, Makassar 90222

Email : tomalebbi@unm.ac.id
HP/WA: 081355035326 (an. Muh. Sudirman)

ISSN : 2962-3685 (Online)
ISSN : 2355-6439 (Print)

TOMALEBBI: Jurnal Pemikiran, Penelitian Hukum, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

 

TOMALEBBI: Jurnal Pemikiran, Penelitian Hukum, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Indexed by