Gambaran Kepuasan Perkawinan pada Pasangan dengan Riwayat Kasus Perselingkuhan dan KDRT
(1) Universitas Katolik Musi Charitas
(*) Corresponding Author
DOI: https://doi.org/10.26858/talenta.v7i1.22345
Abstract
Setiap pasangan pada dasarnya pasti memiliki harapan yang positif dan ideal akan kehidupan perkawinannya. Namun, dalam perjalanan hubungan perkawinan, pasangan akan menghadapi berbagai konflik dalam perkawinan yang kemudian dapat menurunkan tingkat kepuasan perkawinan. Penurunan tingkat kepuasan perkawinan dimungkinkan dapat mengakibatkan keinginan atau keputusan untuk bercerai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi gambaran kepuasan perkawinan pada pasangan yang memiliki riwayat perselingkuhan dan KDRT. Penelitian ini melibatkan sepasang suami-istri yang memiliki riwayat konflik yang berujung pada keinginan untuk bercerai, yaitu perselingkuhan dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Adapun metode pengambilan data pada penelitian ini adalah wawancara mendalam, observasi partisipan, dokumentasi media sosial dan skala self-report. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berbagai pemenuhan aspek kepuasan perkawinan seiring berjalannya waktu dalam masa pemulihan dapat mendukung terciptanya harmonisasi dalam hubungan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Amalia, V., & Ratnasari, Y. (2017). Kepuasan pernikahan berhubungan dengan kecenderungan berselingkuh. Jurnal Ilmu Perilaku, 1(1), 45. https://doi.org/10.25077/jip.1.1.45-57.2017
Apriani, N., Sakti, H., & Fauziah, N. (2013). Penyesuaian diri wanita etnis Jawa yang menikah dengan pria etnis Cina. Empati, 2(4), 305–315.
Baron, R. A., & Byrne, D. (2005). Psikologi sosial (Jilid 2). Erlangga.
Cheng, C. C. (2010). A study of inter-cultural marital conflict and satisfaction in Taiwan. International Journal of Intercultural Relations, 34(4), 354–362. https://doi.org/10.1016/j.ijintrel.2010.04.005
Dewi, N. R., & Sudhana, H. (2013). Hubungan antara komunikasi interpersonal pasutri dengan keharmonisan dalam pernikahan. Jurnal Psikologi Udayana, 1(1), 22–30. https://doi.org/10.24843/jpu.2013.v01.i01.p03
Diener, E., & Biswas‐Diener, R. (2008). Happiness: Unlocking the mysteries of psychological wealth. Blackwell Publishing. https://doi.org/10.1002/9781444305159
Ginanjar, A. S. (2009). Proses healing pada istri yang mengalami perselingkuhan suami. Juli, 13(1), 66–76.
Hudson, W. W. (1992). Index of marital satisfaction. Walmyr Publishing Co.
Hurlock, E. B. (2003). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Erlangga.
Jannah, & Khairatul, D. (2013). Faktor penyebab dan dampak perselingkuhan dalam pernikahan jarak jauh. Empathy, 2(1).
Kamp Dush, C. M., & Taylor, M. G. (2012). Trajectories of marital conflict across the life course. Journal of Family Issues, 33(3), 341–368. https://doi.org/10.1177/0192513X11409684
Meliani, F., Sunarti, E., & Pranaji, D. K. (2014). Faktor demografi, konflik kerja-keluarga, dan kepuasan perkawinan istri bekerja. Jurnal Ilmu Keluarga Dan Konsumen, 7(3), 133–142. https://doi.org/10.24156/jikk.2014.7.3.133
Næss, S., Blekesaune, M., & Jakobsson, N. (2015). Marital transitions and life satisfaction. Acta Sociologica, 58(1), 63–78. https://doi.org/10.1177/0001699314563841
Nancy, M. N., Wismanto, Y. B., & Hastuti, L. W. (2014). Hubungan nilai dalam perkawinan dan pemaafan dengan keharmonisan keluarga. Psikodimensia, 13(1), 84. http://journal.unika.ac.id/index.php/psi/article/view/280
Nurlailiwangi, E., Sari, Y., & Apsari, A. I. (2012). Studi deskriptif mengenai psychological well-being pada istri yang bertahan menghadapi infidelity suami (Penelitian pada istri yang mempertahankan pernikahan setelah suami berselingkuh). Proceeding Seminar Nasional Psikologi, September 2012.
Olson, D. H., & Fowers, B. J. (1993). ENRICH marital satisfaction scale: A brief research and clinical tool. Journal of Family Psychology, 7(2), 176–185. https://doi.org/10.1037/0893-3200.7.2.176
Poerwandari, K. (2011). Pendekatan kualitatif dalam penelitian psikologi. LPSP3.
Santrock, J. W. (2002). Life-span development. Erlangga.
Savitri, I. M. (2017). Strategi coping dan subjective well-being. Psikoborneo, 5(2), 331–345.
Scorsolini-Comin, F., & dos Santos, M. A. (2012). Correlations between subjective well-being, dyadic adjustment and marital satisfaction in Brazilian married people. The Spanish Journal of Psychology, 15(1), 166–176. https://doi.org/10.5209/rev_SJOP.2012.v15.n1.37304
Srisusanti, S., & Zulkaida, A. (2013). Studi deskriptif mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan perkawinan pada istri. Jurnal Universitas Gunadharma, 1(1), 133–141.
Sukmawati, B. (2014). Hubungan tingkat kepuasan pernikahan istri dan coping strategy dengan kekerasan dalam rumah tangga. Jurnal Sains Dan Praktik Psikologi, 2(3), 205–218.
Article Metrics
Abstract view : 775 times | PDF view : 166 timesRefbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 Anselmus Agung Pramudito
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
PUBLISHED BY:
Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar
Gedung BM Lantai 2 Kampus Gunungsari Baru,
Jalan A.P. Pettarani, Makassar 90222.
Email: jurnal.talenta@unm.ac.id
p-ISSN : 2460-8750
e-ISSN : 2615-1731