Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Seni Tradisi Sasambo (Kesenian Masyarakat Etnik Sangihe)

Tony Mulumbot(1*), Khaeruddin Khaeruddin(2), Sukasaman Sukasaman(3),

(1) Universitas Negeri Makassar
(2) Universitas Negeri Makassar
(3) Universitas Negeri Makassar
(*) Corresponding Author



Abstract


Abstrak. Gejala sosial yang nampak seiring perkembangan zaman dengan meningkatnya kenakalan remaja, seperti tawuran, terlibat narkoba, terjebak perilaku seks bebas, korupsi merajalela, dan berbagai kasus dekadensi moral lain melanda negeri ini, menuntut perhatian semua pihak, baik institusi Pendidikan formal maupun non formal serta peran serta masyarakat. Peran tersebut dapat dilakukan melalui peningkatan intensitas dan kualitas penumbuhan karakter melalui berbagai media.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan nilai-nilai karakter pada sasambo, suatu seni tradisi masyarakat Kabupaten Kepulauan Sangihe. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu untuk mendeskripsikan tentang  nilai-nilai pendidikan karakter dalam seni tradisi sasambo. Penelitian dilakukan dengan menggali informasi melalui wawancara dan literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seni tradisi sasambo adalah ungkapan berupa syair yang dilagukan dengan iringan music tradisi tagonggong. Sasambo adalah “sasasa” atau nasihat dan melahirkan sinasa (pesan moral/karakter) Nilai karakter yang terkandung di dalamnya adalah (1) nilai religius, berisi pengagungan dan pujian atau penyembahan kepada I Gengghonalangi ( Tuhan yang maha kuasa), (2) nilai social kemanusiaan, berisi pesan-pesan moral , nilai nasionalisme dan patriotism, yang berisi perjuangan, persatuan, kebersamaan; serta mengandung nilai-nilai semangat. Di samping itu juga, sasambo terbagi dalam unsur-unsur : (1) unsur tembo (kepala) yang emngajarkan tentang kearifan, kebijaksanaan, kecerdasan dan kecermatan; (2) unsur seba koaneng (dada kanan), mengajarkan tentang kepercayaan dan keyakinan diri; (3) unsur seba kaihi (dada kiri), mengajarkan tentang keyakinan iman; (4) unsur tiang (paru,perut) mengajarkan tentang kekuatan; (5) unsur kedia (kelamin) mengajarkan bahwa masyarakat Nusa Utara dalam kehidupannya selalu berpikir tentang regenerasi.

 

Kata Kunci: Seni tradisi Sasambo,unsur sasambo, dan  nilai karakter

 


Full Text:

PDF

References


Djahiri, A Kosasih. 1985. Menelusuri Dunia Afektif Pendidikan Nilai dan Moral. Bandung: Lab Pengajaran PMP IKIP

Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Rohmat. 2007. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta

Nazir, Moh (Ed.). 2014. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Rachman, Maman. 2015. Lima Pendekatan Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Mixed, PTK, R&D. Yogyakarta: Magnum Pustaka Utama.

Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2016. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sudaryono, dkk. 2013. Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sumaryanto, Totok. 2007. Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dalam Penelitian Pendidikan Seni. Semarang: Unnes Press

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tinungki Iverdixon. 2019. Mengenal Sasambo, Seni Ritual Magi Etnik Sangihe. Diunduh pada tangga 6 Februari 2020 dari http://barta1.com/2019/02/20/ mengenal-sasambo-seni-ritual-magi-etnik-sangihe/


Article Metrics

Abstract view : 54 times | PDF view : 6 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.