Profil dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Occupational Wellbeing Pegawai di Kota Makassar

Nur Afni Indahari Arifin(1*), Rahmawati Syam(2),

(1) Universitas Negeri Makassar
(2) Universitas Negeri Makassar
(*) Corresponding Author



Abstract


Abstrak. Kinerja pegawai seringkali menjadi perhatian di dalam organisasi. Baik buruknya kualitas organisasi ditentukan oleh kinerja pegawainya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kinerja yang bermasalah teruji diakibatkan oleh kesejateraan kerja (occupational wellbeing) yang tidak terpenuhi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran atau profil dan faktor -faktor yang memengaruhi kesejahteraan kerja pegawai di Kota Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian berjumlah 111 dengan jumlah perempuan 63 orang atau sebanyak 56,8% dan laki-laki sebanyak 48 orang atau 43,2% dengan variasi pekerjaan yakni PNS sebanyak 42 orang (37,8%) dan Non PNS sebanyak 69 orang (62,2%). Hasil penelitian menunjukkan gambaran bahwa pegawai di Kota Makassar memiliki tingkat occupational wellbeing dalam kategori sedang hingga tinggi dengan skor rata-rata empirik (100,41) lebih besar dari skor rata-rata hipotetik yakni 50. Dalam penelitian ini juga menemukan sejumlah faktor yang memengaruhi occupational wellbeing pegawai di kota makassar dengan factor lingkungan sebagai faktor pendukung terbesar yang mempengaruhi occupational wellbeing (30,6%) dan sarana prasarana menjadi faktor penghambat terbesar dari occupational wellbeing (20,7%).

Kata Kunci: Kesejahteraan Pekerjaan, Pegawai


Full Text:

PDF

References


Anttonen, Räsänen (2009): Well-being at Work – New Innovations and Good Practices

Azwar, S. (2017). Metode Penelitian Psikologi.

Hart, P.M (2003). Occupational wellbeing and performance: A review of organisation research. Article in Australian psychologist

Horn JE, Taris TW, Schaufeli WB, Schreurs PJG. (2004). The structure of occupational well-being: a study among Dutch teachers. J Occup Organ Psychol. 77(3):365–75.

Kerlinger, F. N. (2000). Asas-asas Penelitian Behavioral edisi ke-3. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Scheepers, R. A., Boerebach, B. C, Arah, A. A., Heineman, M.A &

Lombarts, K. (2015). A Systematic Review of the Impact of Physicians’ Occupational Well-Being on the Quality of Patient Care.

Int.J. Behav. Med. 22:683–698

Neuman, W. L. (2000). Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approach (4thed). New York: Allyn & Bacon.

Persada, S (2019). Guru besar IPDN paparkan 7 masalah besar ASN. Tempo.co.

Saaranen, T., Tossavainen, K., Turunen, H., Vesa, K., & Vertio, H. (2006). Occupational wellbeing in a school community-staffs and Occupational healthNurses’s evaluation. Journal Teaching and Teacher Education, 22, 740-752

Saaranen, T., Tossavainen, K., Turunen, H., Vesa, K., & Vertio, H. (2012). The Occupational wellbeing of school staff and maintenance of their ability to work in Finland and Estonia. Focus on the school community and professional competence. Journal Health Education, 112(3). 225-236.

Saaranen, T., Tossavainen, K., Turunen, H., Vesa, K., & Vertio, H. (2015). Occupational wellbeing of school staff, experiences and results from an action research project realized in Finlandia and Estonia in 2009-2014. Kuopio Finland: University of Eastern Finland.

Singarimbun, M., & Effendi, S. (2006). Metode Penelitian Survei. Jakarta: PT. Pustaka LP3S.


Article Metrics

Abstract view : 192 times | PDF view : 22 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.