Potensi Pengembangan Agroindustri Rumput Laut di Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia

Ahmad Muhlis Nuryadi(1*), Hartati Hartati(2), La Ode Ali Musa(3),

(1) Universitas Muhammadiyah Kendari
(2) Universitas Muhammadiyah Kendari
(3) Universitas Muhammadiyah Kendari
(*) Corresponding Author



Abstract


Abstrak. Permasalahan kemiskinan di wilayah pesisir Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan permasalahan yang sangat mendasar, disamping hal ini terkait dengan harkat dan martabat manusia dan bangsa, juga karena Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan provinsi yang memiliki potensi yang sangat besar pada sektor perikanan termasuk utuk pengembangan usaha budidaya rumput laut dan tataniaganya. Kondisi inimenunjukkan bahwa potensi yang sangat besar tersebut belum mampu memberikan manfaat secara optimal dan mengangkat kesejahteraanmasyarakat pesisir  termasuk pelaku usaha budidaya rumput laut itu sendiri. Hal ini didugadiakibatkan oleh pengelolaan rumput laut di Provinsi Sulawesi Tenggara hanya terfokus padaaspek produksi dan belum beroriantasi pada pengolahan dalam suatu agroindustri. Ketiadaan agroindustri didaerah ini yang mengolah hasil produksi rumput laut menjadiproduk rumput laut lanjutan diduga menjadi penyebabnya. Namun demikian, mendirikan suatu agroindustri pengolahan rumput laut juga bukansuatu hal yang mudah karena harus mempertimbangkan banyak aspek dan didukung oleh banyak faktor serta memerlukan perencanaan yang baik dan  terstruktur. Hal inilah yang mendasari dilakukannya penelitianini.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis potensi pengembangan agroindustri rumput laut diwilayah Provinsi Sulawesi Tenggara. Tahapan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah (1) tahap pendahuluan dengan melakukan studi pustaka dan penggumpulan berbagai informasi yang dapat menunjang pelaksanaan penelitian, observasi dan studi lapang; (2) penggalian data melalui wawancara dengan pelaku usaha rumput laut pada setiap tingkatan mulai dari tingkat penyedia faktor produksi, pelaku budidaya, pedagang hingga eksportir.Hasil analisis menunujukkan bahwa agroindustri rumput laut di Provinsi Sulawesi Tenggara potensial untuk di kembangan karena kebutuan bahan baku agroindustri rumput laut lebih kecil dibanding dengan produksi rumput laut yang dihasilkan di Provinsi Sulawesi Tenggara, dimana agroindustri rumput laut yang memproduksi rumput laut jenis Alkali Tread Cottonii (ATC) dengan kapasitas produksi 14,4 ton/bulan atau 172,8 ton/tahun membutuhkan bahan baku 557,424 ton/tahun lebih kecil dibanding produksi rumput laut yang dihasilkan Provinsi Sulawesi Tengara yaitu sebanyak 865.320 ton/tahun

 

Kata Kunci: Potensi, pengembangan,Agroindustri, dan Rumput Laut.

 


Full Text:

PDF

References


Bank Indonesia. 2011. Pola Pembiayaan Industri Kecil. Industri Pembuatan Alkali Tread Carragenan (ATC). Bank Indonesia. Jakarta.

Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional. 2013. Rumput Laut Indonesia. Warta Ekspor. Edisi September 2013. Kementerian Perdagangan. Jakarta

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. 2016. Pendekatan Pembangunan Industri Rumput Laut pada Sentral Produksi Budidaya. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Kementerian Perikanan dan kelautan. www.djpb.go.id/indeks/php.

Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2013. Statistik Perikanan Budidaya. Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2015. Statistik Perikanan Budidaya. Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Kementerian Kelautan dan Perikanan.2017. Carrageenan and Agar. Indonesia, Beyond the Land of Cottonii and Gracilaria. Jakarta.

Kementrian Perdagangan. 2013. Rumput Laut Indonesia. Warta Ekspor. Ditjen PEN/MJL/004/9/2013 September.

Kementerian Perindustrian RI, 2019.http://www.kemenperin.go.id/statistik/barang.php?ekspor=&kode=202010031.

Muthalib, A.A., A. Putra, A.M. Nuryadi, M.N. Afiat. 2017. The International Journal of Engineering and Science (IJES). Volume 6 Issue10:2319-1805.

Nuryadi A. M., Sara L., Rianda L., Bafadal A., Muthalib A. A., Hartati, Nur M., Rosmalah S., 2017 Agrobusiness of Seaweeds in South Konawe. AACL Bioflux 9(5):499-506.


Article Metrics

Abstract view : 316 times | PDF view : 55 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.