Analisis Tingkat Kekeringan Meteorologis Di Wilayah Sulawesi Selatan Menggunakan Metode Indeks Presipitasi Terstandarisasi (SPI)

Abstract

Abstrak – Kekeringan adalah suatu kondisi yang ditandai dengan rendahnya ketersediaan air yang jauh di bawah kebutuhan air untuk kehidupan, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan. Kekeringan dikategorikan sebagai fenomena bencana alam yang kompleks dan terjadi perlahan – lahan, tidak diketahui pasti awal dan kapan bencana ini berakhir serta mengakibatkan dampak kerugian yang besar di berbagai sektor kehidupan. Salah satu metode dalam menganalisis indeks kekeringan meteorologis yaitu Indeks Presipitasi Terstandarisasi (SPI). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hujan bulanan dari 50 Pos Pengamatan BMKG di Sulawesi Selatan periode tahun 1999 – 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian kekeringan pada periode tahun 1999 – 2019 hampir selalu terjadi di setiap tahunnya dengan prosentase kejadian 15.5%. Indeks kekeringan Amat Sangat Kering (ASK) yang ditandai dengan nilai Indeks lebih kecil sama dengan -2 terjadi hampir di seluruh Wilayah Sulawesi Selatan.

Kata kunci: Kekeringan Meteorologis, SPI

Abstract – Drought is a condition characterized by the low availability of water which is far below the water requirements for life, agriculture, economic activities and the environment. Drought is categorized as a natural disaster phenomenon that is complex and occurs slowly, it is not known exactly when this disaster ends and results in large losses in various sectors of life. One method of analyzing the meteorological drought index is the Standardized Precipitation Index (SPI). The data used in this study are monthly rainfall data from 50 BMKG Observation Posts in South Sulawesi period 1999 - 2019. The results show that the occurrence of drought in the period 1999 - 2019 almost always occurs every year with an incidence percentage of 15.5%. Very Very Dry Drought Index (ASK) which is indicated by a smaller index value equal to -2 occurs in almost all regions of South Sulawesi.

Keywords: Meteorogical drought, SPI