TEKNIK PENGOLAHAN KOKON MENJADI BENANG SUTERA PADA SENTRA PRODUKSI SUTERA DI SULAWESI SELATAN

Kurniati Kurniati(1*),

(1) 
(*) Corresponding Author




DOI: https://doi.org/10.2685/homeec.v10i1%20NOV.305

Abstract


Serat sutera berbentuk filamen, yang dihasilkan oleh larva ulat Bombyx mori sutera waktu membentuk kepompong. Proses terjadinya filamen sutera berawal dari kupu-kupu bertelur dan bila telur menetas akan keluar ulat sutera . Setelah ulat sutera dewasa akan membuat sarang kepompong dan kemudian ulatnya akan berubah menjadi pupa di dalam kepompong, kokon tersebut tersebut merupakan bahan baku untuk benang sutera. Untuk mengolah kokon menjadi benang sutera ada lima macam alat pengokonan yang dapat digunakan yakni seriframe, bambu,hyakunen,rotary, mukade. Hasil produksi kokon dari lima alat tersebut adalah seriframe sebanyak 29 gr, bambu 29 gr, hyakunen 30 gr, rotary 30 gr, mukade 28 gr. Penanganan kokon Setelah kokon dipanen maka dilakukan flossing atau pengambilan serat-serat yang ada pada permukaan kulit kokon. Pemintalan adalah suatu proses penarikan filament dari kokon dan digulung (reeled) pada kincir. Kegiatan usaha ini merupakan mata rantai dari kegiatan sericulture (budidaya murbei dan pemeliharaan ulat) serta kegiatan berikutnya yang disebut manufacture.

Key Words: Pengolahan kokon, benang sutera



Article Metrics

Abstract view : 9989 times |

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Penerbit:
Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar.
Alamat redaksi : Jurusan PKK Fakultas Teknik Kampus UNM, Parangtambung Makassar 90224

 Crossref logodimensions.png