THE CRISIS OF NATIONALISM IN INDONESIA-MALAYSIA BODER: A DISCOURSE ANALYSIS OF THE NARRATIVE FILM OF 'TANAH SURGA...KATANYA’

I Nyoman Suaka(1*), I Gede Bagus Wisnu Bayu Temaja(2),

(1) IKIP Saraswati
(2) IKIP Saraswati
(*) Corresponding Author




DOI: https://doi.org/10.26858/retorika.v13i1.11527

Abstract


This study aimed to identify the nationalism values in “Tanah Surga...Katanya” film. It is a qualitative descriptive study based on audiovisual of film. The results indicate that, in the border, the value of Indonesian nationalism is faded, such as lack of recognition of the Indonesia Rupiah, low appreciation on the national anthem, and looking down on the potential of the region. That condition is due to the government’s lack of attention to education, health, transportation, communication, and economic facilities. But, on the other hand, the spirit of nationalism and nationality emerged, as well as sacrifice to defend the country.

Keywords


film, Indonesia-Malaysia border, nationalism

Full Text:

PDF

References


Antara. 2014. Dalam Bali Post 5 Desember hlm 2014.

Genette, G. 1983. Narrative Discourse. Oxford: Blackwell.

Heiders, K. 1991. Indonesia Cinema: National Culture on Screen. Honolulu: University of Hawaii Press.

Heryanto, A. 2012. Budaya Populer di Indonesia Mencairnya Identitas Pasca Orde Baru. Yogyakarta: Jalasutra.

Ismail, T., dkk, Ed. 2004. Hoison Esai Indonesia 2. Jakarta: Majalah Sastra Horison Kerjasama dengan The Ford Foundation.

Karkono. 2013. Alih Wacana Cerita-cerita Rakyat Indonesia ke Film dan Drama. Makalah disajikan dalam Prosiding Mengurai Tradisi Lisan Merajut Pendidikan Karakter. Tabanan: IKIP Saraswati Tabanan Kerjasama dengan Asosiasi Tradisi Lisan.

Luxemburg, J. van, dkk. 1989. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: Gramedia.

Marwoto. 1995. Komposisi Praktis. Yogyakarta: PT Hanindita.

Moleong, J. X. 1985. Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.

Paramadhita, I. 2009. Kata Pengantar dalam Kuasa dalam Sinema: Negara Masyarakat dan Sinema Orde Baru. Yogyakarta: Ombak.

Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKis.

Piliang, Y. A. 2003. Dunia yang Dilipat Tamasya Melampui Batas-batas Kebudayaan. Yogyakarta: Jalasutra.

Pujiharto. 2012. Pengantar Teori Fiksi. Yogyakarta: Ombak.

Ratna, I N. K. 2004. Relevansi Teori-teori Postrukturalisme dalam Memahami Karya Sastra, Aspek-aspek Kebudayaan Kontemprer Pada Umumnya. Orasi Ilmiah Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Sastra. Denpasar: Universitas Udayana.

Said, S. 1991. Shadows on The Silver Screen: A Social History of Indonesia Film. Jakarta: Lontar Foundation.

______ 2004. Film Indonesia dan Masyarakat Indonesia dalam Horison Esai Indonesia 2. Jakarta: Majalah Sastra Horison kerjasama The Ford Foundation.

Sen, K. 2009. Kuasa dalam Sinema: Negara Masyarakat dan Sinema Orde Baru. Yogyakarta: Ombak.

Sobur, A. 2006. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wellek, R. & Warren, A. 1956. Theory of Literature. New York: A Harvest Book Harcourt, Brace and Company.


Article Metrics

Abstract view : 513 times | PDF view : 72 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 I Nyoman Suaka, I Gede Bagus Wisnu Bayu Temaja

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

Published by:

Department of Indonesian Language, Faculty of Languages and Literature, Universitas Negeri Makassar in cooperate with Asosiasi Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia (ADOBSI) and Ikatan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (IKAPROBSI).

Address: Department of Indonesian Language Office, DG Building Second Floor, UNM Parangtambung, Daeng Tata Raya Street, Makassar, South Sulawesi, Indonesia

Email: retorika@unm.ac.id

e-ISSN 2614-2716

p-ISSN 2301-4768

Indexed by:

Creative Commons License
RETORIKA: Jurnal Bahasa, Sastra,dan Pengajarannya is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.