Makna Simbolik Tradisi Ogoh-Ogoh Dalam Rangkaian Perayaan Hari Raya Nyepi Di Desa Pepuro Barat Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur
(1) Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Negeri Makassar
(*) Corresponding Author
DOI: https://doi.org/10.26858/pir.v1i2.6642
Abstract
Penelitian bertujuan mendeskripsikan latar belakang tradisi Ogoh-ogoh dijadikan rangkaian dari perayaan hari raya Nyepi di Desa Pepuro Barat Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur, eksistensi tradisi Ogoh-ogoh dalam rangkaian perayaan hari raya Nyepi di Desa Pepuro Barat Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur, dan makna simbolik tradisi Ogoh-ogoh dalam rangkaian perayaan hari raya Nyepi di Desa Pepuro Barat Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan penentuan informan melalui teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa Ogoh-ogoh dijadikan rangkaian dari pada perayaan hari raya Nyepi di Desa Pepuro Barat, karena Ogoh-ogoh dapat merepresentasikan segala kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan ritual keagamaan masyarakat suku Bali yang ada di Desa Pepuro Barat, terkhususnya perayaan hari raya Nyepi tersebut. Ogoh-ogoh dapat mempertahankan eksistensinya di Desa Pepuro Barat, karena Ogoh-ogoh yang dibuat memiliki daya tarik yang kuat seperti memberikan kemeriahan, keseruan, keramaian, kesemarakan dan dibuat berdasarkan fenomena yang terjadi pada masyarakat Pepuro Barat. Ogoh-ogoh bagi masyarakat suku Bali yang ada di Desa Pepuro Barat bermakna sebagai keseimbangan yang terjadi dalam masyarakat. Keseimbangan itu meliputi aspek sifat seperti kebaikan dan keburukan, kedewataan dan kebhutakalaan, serta persatuan dan konflik. Oleh karena itu, berdasarkan temuan yang telah diperoleh disarankan agar masyarakat Suku Bali yang ada di Desa Pepuro Barat, selalu bijak mengambil sikap/keputusan yang berkaitan dengan kelestarian kebudayaan, terutama tradisi Ogoh-ogoh. Sehingga nantinya tradisi Ogoh-ogoh dapat dinikmati generasi selanjutnya dan tentunya tetap berpedoman pada nilai-nilai yang ditanamkan sebelumnya.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Rahim, Abdul Rauf & M. Saleh Madjid. 2012. Sejarah Indonesia Lama 1 Zaman Purba. Makassar: Rayhan Intermedia.
Agussalim, A.M. 2008. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Makassar: Program Studi Sosiologi FIS-UNM Makassar.
Na’im & Syaputra. 2010. Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia. Badan Pusat Statistik.
Arcana, Putu Fajar. 2007. Surat Merah Untuk Bali.Yogyakarta: Galangpress.
Koentjaraningrat. 2010. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.
Widnyani, Nyoman. 2012. Ogoh-ogoh Fungsi dan peranannya dimasyarakat dalam mewujudkan Generasi Emas Umat Hindu. Surabaya: Paramita.
Widana, I Gusti Ketut. 2016. Ogoh-ogoh Kapitalisasi Religi ditataran Materi. Denpasar: Pustaka Bali Post.
Susanto, Budi. 1992. Tafsir Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.
Article Metrics
Abstract view : 2849 times | PDF view : 272 timesRefbacks
- There are currently no refbacks.
Dipublikasikan oleh :
Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar
Jalan Bontolangkasa Makassar Email: uji@unm.ac.id
085399235423
Phinisi Integration review telah terindex oleh :
Phinisi Integration review dilisensi oleh :
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Phinisi Integration Review Editorial: