Negara Boneka Belanda (Negara Indonesia Timur) 1945- 1950

Laessach M Pakatuwo(1*), Mustari Bosra(2), Ahmadin Ahmadin(3),

(1) Tetap Jaya Dalam Tantangan
(2) 
(3) 
(*) Corresponding Author




DOI: https://doi.org/10.26858/pattingalloang.v5i2.8467

Abstract


Penelitian ini membahas tentang latar belakang terbentuknya pemerintahan Kota Makassar dan perkembangan Kota Makassar dari masa pemerintahan kolonoial Hindia Belanda hinga Revolusi Fisik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa awal pembentukan pemerintahan kota di Makassar baru terbentuk di masa akhir pemerintahan kolonial Belanda, yaitu pada awal abad ke-20 setelah diundangkannya Undang-undang Disentralisasi tahun 1903. Diundangkannya peraturan tersebut sedikit banyak membawa perubahan dalam tatanan pemerintahan di Hindia belanda. Pada tahun 1906 daerah Makassar mendapatkan status otonom menjadi sebuah kota berdasarkan Ordonansi 12 Maret 1906 Staatsblad van Netherlandsch-Indie Nomor 171 tahun 1906 terhitung sejak 1 April 1906 walaupun demikian roda pemerintahan baru dapat berjalan secara defenitif sejak diangkatnya Mr.J.E Dambrik selaku walikota pada tahun 1918 hingga berakhir 1927. Pemerintahan Kota Makassar masih tetap di pertahankan ketika Jepang berhasil menduduki Kota makassar. Adapun yang bertindak sebagai pejabat walikota adalah Yamasaki. Ketika memasuki masa kemerdekaan, Kota Makassar mengalami perkembangan yang begitu pesat pada tahun 1950. Dapat ditarik kesimpulan bahwa terbentuknya pemerintahan di Kota Makassar tidak terlepas dari undang-undang Disentralisasi yang kemudian membawa dampak yang besar dalam sejarah perkembangan Kota Makassar.

 

Kata Kunci : Kolonoial Hindia Belanda, Kota Makassar

 

Abstract

 

This study discusses the background of the formation of the Makassar City government and the development of Makassar City from the Dutch East Indies colonial period until the Physical Revolution. The results showed that the initial formation of city government in Makassar was only formed in the late Dutch colonial rule, namely at the beginning of the 20th century after the promulgation of the Decentralization Act of 1903. The promulgation of these regulations brought about a change in the governance system in the Dutch East Indies. In 1906 the Makassar region gained an autonomous status as a city based on the Ordinance of March 12, 1906, Staatsblad van Netherlandsch-Indie Number 171 of 1906, effective April 1, 1906, although the new government wheel could run definitively since the appointment of Mr.JE Dambrik as mayor in 1918 until the end of 1927. The Makassar City Government was still maintained when Japan succeeded in occupying the City of Makassar. As for acting as mayor's official is Yamasaki. When entering independence, Makassar City experienced a rapid development in 1950. It can be concluded that the formation of government in the city of Makassar was inseparable from the decentralization law which then had a major impact in the history of the development of Makassar City.

 

Keywords: Kolonoial Dutch East Indies, Makassar City


Full Text:

PDF

References


(n.d.).

Ahmadin. (2008). Kapitalisme Bugis Aspek Sosio Kultural Dalam Etika Bisnis Orang Bugis. Makassar: Refleksi .

Anonim. (1953). Republik Indonesia : Propinsi Sulawesi. Makassar : Djawatan Penerangan Propinsi Sulawes.

Basundoro, P. (2012). Pengantar Sejarah Kota. (Yogyakarta: Ombak.

Daliman., A. (2015). Metode Penelitian Sejarah,. Yogyakarta: : Ombak.

Dr.H.Sulasman. (2010). Metodologi penelitian sejarah. Jakarta: Pustaka Setia.

Harun, K. (1984). Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Indonesia di Sulawesi Selatan. Sulawesi Selatan: Ujung Pandang; kerjasama Bappeda TK 1 Provinsi Sulawesi Selatan dan Unhas.

Helius Sjamsuddin. (2012). Metodoogi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Killa, S. (2014). Trips Dalam Dalam Perjuangan Mempertahankan Proklamasi

Kemerdekaan Di Sulawesi Selatan 1945-1950. Makassar: LAMACCA.

Mears, L. A. ( 1982). Era Baru Ekonomi Perberasan Idonesia . Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Muhlis, N. ( 2013). Produksi dan perdagangan Beras Sulawesi Bagian Selatan di Akhir Abad ke-19. makassar: skripsi (Makassar: Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin.

Najamuddin. (2012 ). Analisis Historis Terhadap Potensi Ekonomi di Sulawesi Selatan Indonesia Bagian Timur 1945-1949, Jurnal (Yogyakarta: Socia. Vol. , No. 1 Mei . II (Universitas Negeri Yogyakarta).

Najamuddin. (2000). Sulawesi Selatan : Pergumulan antara Negara Kesatuan dan Negara Federal 1946-1949. Jakarta: Tesis ( : Universitas Indonesia,.

Sjamsuddin, H. (2012). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Sukatanya, Y. (2000). Dari Makassar ke Makassar dalam Udhin Palisuri, dkk. Makassar Doeloe, Makassar Kini, Makassar Nanti. Makassar : Yayasan Losari Makassar,.


Article Metrics

Abstract view : 1109 times | PDF view : 124 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Published by:

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH 

FAKULTAS ILMU SOSIAL 

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Kampus UNM Gunung Sari Gedung Fakultas Ilmu Sosial Lantai 3, Jalan Raya Pendidikan, Makassar. 90222.

Phone 082395232077

E-mail: jurnal.pattingalloang@unm.ac.id

          jurnalpattingalloang@gmail.com

 

Indexed by 


Licensed by 

Creative Commons License
Pattingalloang is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

 

Pattingalloang Stats

Flag Counter

style="text-align: center;

View