SIMBOL DAN MAKNA TATA RIAS PENGANTIN BUGIS MAKASSAR

Sumiani Sumiani(1*),

(1) Universitas Negeri Makassar
(*) Corresponding Author




DOI: https://doi.org/10.26858/p.v1i1.8079

Abstract


Penelitian ini bertujuan mencari jawaban tentang : 1)   Kriteria cantik dan indah bagi orang Bugis, 2) Klafikasi rias dan busana orang Bugis, 3)  Bahan-bahan dan alat-alat yang digunakan orang Bugis, 4) Ritual atau perlakuan khusus yang dilakukan orang Bugis untuk mempercantik, 5) Perubahan yang telah terjadi pada tatarias orang Bugis masa kini, dan 6) Kendala yang dihadapi untuk pengembangan tatarias dan busana Bugis tradisional.Hasil penelitian dapat diringkas sebagai berikut: 1) Budaya Bugis memandang kecantikan sebagai suatu hal yang sangat membanggakan, terutama bagi kaum wanita. Secara fisik kecantikan dalam kriteria orang Bugis adalah kulit yang cerah bersih dan sorot mata. Kecantikan Bugis juga dipancarkan oleh inner beauty yang bersumber dari hati dan sifat kaum wanita. 2) Klasifikasi rias dan busana orang Bugis secara garis besar dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu rias sehari-hari dan rias khusus. 3) Bahan dan alat kosmetika tradisional yang dahulu dipergunakan, dewasa ini sudah tidak lagi dipergunakan dan telah diganti dengan kosmetika modern, disebabkan kosmetika modern praktis penggunaannya dan hasil lebih baik dibanding kosmetika tradisional. 4) Ritual atau perlakuan khusus yang dilakukan orang Bugis untuk mempercantik atau merawat diri, lazimnya dilakukan pada konteks perkawinan. 5) Secara bentuk dan desain tatarias Bugis tidak berubah secara total, perubahannya terletak pada pengabaian makna-makna simbolis yang terdapat dalam tatarias tersebut. 6)  Semaraknya kesenian popular dan modern sangat   memberi andil pada terbentuknya selera masyarakat terhadap tata-rias tradisi, yang akhirnya menjadi kendala dalam pengembangannya.


Full Text:

PDF

References


Abdullah, Hamid, Manusia Bugis Makassar, Suatu Tinjauan Historis Terhadap Pola Tingkah Laku dan Pandangan Hidup Manusia Bugis Makassar, Jakarta: Idayu Press, 1985

Badaruddin, Makmun, dkk, Sistem Ekonomi Tradisionil Sebagai Perwujudan Tanggapan Aktif Manusia Terhadap Lingkungannya Daerah Sulawesi Selatan, Ujungpandang: Departemen P dan K, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Sulawesi Selatan, 1986,

Galba, Sindu (penyunting), Isi dan Kelengkapan Rumah Tangga Tradisional Menurut Tujuan Fungsi, dan Kegunaan di Daerah Sulawesi Selatan. Jakarta: Deprtemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, proyek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya, 1990.

Hafid, M.Yunus. Pengobatan Tradisional di Daerah Sulawesi Selatan., Ujungpandang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Proyek Penelitian, Pengkajian dan Pembinaan Nilai Budaya Sulawesi Selatan, 1992.

Hamid, Pananrangi. Sejarah Tradisional Daerah Sulawesi Selatan Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Penelitian Pengkajian dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya , 1992.

Kaudern, Walter., Games and Dance in Celebes., Result of the Authors Explenation to Celebes 1917.

Lathief, Halilintar, Kumpulan Cerita Rakyat Daerah Sulawesi Selatan, Yogyakarta: Institut Press, 1984.

Mattalitti, M. Arief, Pappaseng Tiriolota : Wasiat Orang Dahulu, Jakarta: Dep P dan K Proyek Penelitian dan Buku sastra Indonesia dan Daerah, 1986k.

Mone, Abd. Rahim, Adat dan Upacara Suku Bugis Makassar di Sulawesi Selatan, Ujungpandang: Lembaga Sejarah dan Antropogi Ujungpandang, 1973

Pelras, Christian, The Bugis (The Peoples of South-East Asia and the Pasific), Amerika Serikat: Blakwell Publishers, 1996.

Punangi, Abdi Abubakar, Pappaseng (Dasiat Orang Dahulu), Ujungpandang: Yayasan Kebudayaan Sulsel, 1989.

Rapi, A. Massiara Daeng, Menyingkap Tabir Sejarah Budaya di Sulawesi Sealatan, Jakarta Diterbitkan dan di cetak oleh Lembaga Penelitian dan Plesetarian Sejarah dan Budaya Sulawesi Selatan Tomanurung dari Yayasan Bhinneka Tunggal Ika, 1988.

Rasyid, Darwas. Peralatan Produksi Tradisional dan Perkembangan Daerah Sulawesi Selatan., Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai-nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya,1991,

Sani, M. Yamin, (at al). Arti Lambang dan Fungsi Tata Rias Penganting Dalam Menanamkan Nilai-nilai Budaya Daerah Sulawesi Selatan. Jakarta: Deprtemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya, 1989.

Suhamihardja, Suhandi, Sulawesi Selatan, Adat Istiadat dan Kepercayaan, Bandung: Litera, 1980.

Yasil, Suradi, (at al), Peralatan Hiburan dan Kesenian Daerah Sulawesi Selatan. Ujungpandang: Deprtemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya, 1985.


Article Metrics

Abstract view : 6428 times | PDF view : 230 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 JURNAL PAKARENA

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

Alamat Redaksi:

Program Studi Pendidikan Sendratasik
Fakultas Seni dan Desain
Universitas Negeri Makassar

Gedung DE Lantai 2 Kampus FSD UNM Parangtambung 
Jl.
Daeng Tata Makassar 90224

E-mail: pakarena@unm.ac.id

Lisensi Creative Commons
Jurnal Pakarena  dilisensikan di bawah  Lisensi Atribusi-Nonkomersial 4.0 Internasional Creative Commons .

Index by