PENGARUH INFLASI DAN UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERIODE 2007-2016

Abstract

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Inflasi dan Upah Minimum terhadap Tingkat Pengangguran di Provinsi Sulawesi Selatan. Karena penelitian ini menggunakan data seri waktu (time series) yaitu tahun 2007-2016, olehnya itu populasi sekaligus dijadikan sebagai sampel yaitu data selama 10 tahun. Untuk melihat pengaruh Tingkat Inflasi dan Upah Minimum Provinsi, maka peneliti menggunakan metode analisis regresi linear berganda terhadap tingkat pengangguran di Provinsi Sulawesi Selatan. Bentuk persamaan regresi linear berganda adalah Y = β₀+ β₁X₁+ β₂X₂+ µ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel UMP berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengangguran dengan arah yang positif. Artinya setiap kenaikan satu persen upah minimum provinsi akan menyebabkan tingkat pengangguran di Sulawesi Selatan meningkat sebesar 18,06224 persen. Variabel tingkat inflasi berpengaruh signifikan terhadap pengangguran di Sulawesi Selatan dengan arah yang positif. Artinya, setiap kenaikan satu persen tingkat inflasi akan menyebabkan peningkatan pengangguran sebesar 0,72000.  Hubungan inflasi dan pengangguran yang positif dalam kurva Phillips menunjukkan bahwa fenomena inflasi lebih cenderung merupakan fenomena cost push inflation atau dorongan penawaran. Inflasi dari sisi penawaran terjadi apabila terdapat penurunan penawaran terhadap barang-barang dan jasa karena adanya kenaikan dalam biaya produksi yang diakibatkan oleh keinginan meningkatnya tingkat upah riil pekerja karena adanya ekspektasi inflasi dimasa depan akan meningkat. Peningkatan upah ini akan membuat produsen untuk menurunkan tingkat produksinya dibawah tingkat produksi optimal sehingga akan meningkatkan harga dan akan meningkatkan tingkat pengangguran.

Kata Kunci : Inflasi, Upah Minimum, Tingkat Pengangguran