MAKNA SIMBOLIK ORNAMEN BANUA SURA’ MASYARAKAT DESA OROBUA TIMUR KECAMATAN SESENAPADANG KABUPATEN MAMASA
(1) Universitas Negeri Makassar
(2) 
(*) Corresponding Author
DOI: https://doi.org/10.56680/slj.v4i1.37408
Abstract
tujuan untuk mengetahui : 1) makna simbolik ornamen Banua Sura‟ masyarakat desa Orobua Timur Kecamatan Sesenapadang Kabupaten Mamasa ,2) mengetahui aktualisasi makna simbolik ornamen Banua Sura‟ dalam kehidupan masyarakat desa Orobua Timur Kecamatan Sesenapadang Kabupaten Mamasa. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu kualitatif deskriptif. Adapun Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi, observasi, dan wawancara. Proses pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti diantaranya : pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan 1) Makna Simbolik ornamen Banua Sura‟ masyarakat desa Orobua Timur Kecamatan Sesenapadang Kabupaten Mamasa dapat di lihat dari nilai sosial ekonomi, politik dan kebudayaan dapat dibuktikan dengan adanya simbol- simbol yang ada pada banua sura‟.simbol-simbol ini di percayai oleh masyarakat dan keluarga bahwa keberadaanya membawa hal yang baik terlebih menitiberatkan pada golongan bangsawan atau berbeda dengan masyarakat lainnya. Namun syarat melakukan proses mengukir simbolik harus melalui tahapan-tahapan adat yang diyakini sejak dahulu kala seperti Manggallun (rambu solo). 2) Aktualisasi makna simbolik banua sura‟ dalam kehidupan masyarakat dapat di lihat dari nilai agama/kepercayaan. Hal tersebut diyakini masyarakat zaman dahulu bahkan sampai sekarang adalah kepercayaan aluk todolo. Beberapa ritual upacara yang masih dilaksanakan masyarakat khususnya desa Orobua Timur adalah upacara rambu solo, dan merok. Aturan-aturan adat tersebut, tidak mudah ditinggalkan oleh masyarakat karena sebagai penghormatan kepada leluhur.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ansaar. 2011. Direktorat Tradisi, Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Jakarta. Medan Merdeka Barat no. 17 Jakarta.
Arianus Mandadung. 2005. Keunikan Budaya Pitu Ulunna Salu Kondosapata Mamasa, Edisi Pertama. Pemerintah Kabupaten Mamasa : Mamasa.
Anindita, M. T. K., & Tulistyantoro, L. (2019). Studi Makna Kosmologi Pada Hunian Tradisional Mamasa “Banua”. Intra, 7(2), 181-188.
Ada‟, John Liku-. Aluk To Dolo Menantikan Kristus: Ia Datang agar Manusia Mempunyai Hidup dalam Segala Kelimpahan. Toraja: Batu Silambi‟ Publishing, 2014.
Buijs Kees. 2018. Tradisi Purba Rumah Toraja Mamasa Sulawesi Barat. Ininnawa, Makassar.
Doxiadis, C.A. (1967). Ekistics An Introduction to The Science of Human settlement. London.
Greetz,Clifforg.1992.Kebudayaan dan Agama. Yogyakarta : Kanisisus
Habraken, N.J. (1980). Design for Adaptability, Change and User Participation dalam Tipple A. Graham, 1991, Self Help Transformation of Low Cost Housing A Introductory Study, CARDO. University of Newcastle upon Tyne : UK.
Humas, Media Center. 04 Januari 2021. Proses Pembangunan Rumah Adat Mamasa. https://www.mediacenterhpi.com. Diakses pada tanggal 14 Januari 2022.
Ihromi, T. O. 1999. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia
Koentjaraningrat. 1987. Kebudayaan Metalitas dan Pengembangan. Jakarta :Gramedia
Lullulangi, Mithen dan Sampebua‟, Onesimus. (2007). Arsitektur Tradisional Toraja. Makassar : Badan Penerbit UNM.
Lullulangi, M. (2016). Tipologi Arsitektur Tradisional Mamasa, Sulawesi Barat. Langkau Betang, 2(1), 1-9.
Leech, Semantik: Terjemahan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), 57 7 Jung, Manusia Dan Simbol-Simbol : Simbolisme Dalam Agama, Mimpi Dan Mitos, (Yogyakarta: Basabasi, 2018),
Mattulada. 1992. Penerapan Unsur Tradisional Kedalam Pembangunan Baru. Makalah disajikan dalam seminar Arsitektur Tradisional, FT. UGM, Yogyakarta 15 Februari.
Mulyana. Dedy. 2001. Metodologi Penelitian Kwalitatif. Remaja Rosda : Bandung.
Palebangan, F. B. (2007). Aluk, adat, dan adat-istiadat Toraja. Sulo.
Radhif, Asward. 9 Februari 2020. Rumah Adat Banua, Simbol Kehidupan Masyarakat Mamasa. https://maupa.co. Diakses pada tanggal 13 Januari 2022.
Rapoport . 2005. Culture Architecture, and Design. Lock Science Publishing Company. Inc. Chicago : USA.
Peursen, Van. 1987. Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius
Stewart, Charles J., William B Cash, jr. 2012. Interiw, Prinsip dan praktik. Cetakan ke 13. Jakarta: Salemba Humanika.
Sugiyono. 2015. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Cetakan ke-23. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif,Kualitatif,Kombinasi, R&D Penelitian Pendidikan). Cetakan ke -1 Bandung: Alfabeta.
Suhamihardja Suhandi. 1977. Sulawesi-selatan: Adat istiadat dan Kepercayaan. Litera
Tangdilintin, L. T. (1981). Upacara pemakaman adat Toraja. Balai Penelitian Sejarah dan Budaya, Propinsi Sulawesi Selatan.
Article Metrics
Abstract view : 165 times | PDF view : 3 timesRefbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2023 Karmita T. Rume
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.