PERAN STRATEGIS PENDIDIKAN SEJARAH DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER BANGSA

Abstract

Mengapa kita perlu mempelajari sejarah. Demikian pernyataan Nugent dalam bukunya Creative History (1967) seperti dikutip oleh Brian and Mary. Untuk menjawab pertanyaan tersebut ada dua pertanyaan lagi yang diajukan. Pertama, how can history help us make a living? (Bagaimana sejarah itu dapat menolong kita untuk hidup). Kedua, how can history help us become better person? (Bagaimana sejarah itu dapat menolong kita menjadi pribadi yang lebih baik). Sejarah sebagai pengalaman manusia memberikan berbagai alternatif untuk memilih begitu banyak cara hidup (a multitude of ways). Dengan tegas Nugent menjawab pertanyaan tersebut dengan mengatakan bahwa ’’Know other peoples, know yourself.’’ Setiap orang adalah produk masyarakat dan masyarakat adalah produk masa lampau, yaitu produk sejarah. Dengan mempelajari sejarah kita akan mampu menghindari berbagai kesalahan dan kekurangan masyarakat masa lampau untuk memperbaiki kehidupan sekarang dan masa depan. Sejarah sebagai salah satu mata pelajaran yang diberikan di sekolah menengah, selain untuk memberi pengetahuan kesejarahan pengalaman manusia pada masa lampau juga mengajarkan kepada peserta didik akan jati dirinya sebagai warga masyarakat dan bangsa Indonesia. Untuk itu guru sejarah harus memiliki visi yang sama bagaimana mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter ke dalam mata pelajaran Sejarah. Melalui pembelajaran Sejarah, pembentukan jati diri sebagai warga masyarakat dan bangsa Indonesia dapat direalisasikan. Hal itu terkait dengan peran strategis pembelajaran sejarah. Historical learning has a fundamental function in shaping national integrity, human quality and Indonesia’s community. As an educational support, historical learning is a normative teaching, because its goals and objectives are aimed at normative side, which are the value and meaning in accordance with history education’s goal.