Daerah Rawan Bencana Longsor di DAS Takapala Sub DAS Jeneberang Bagian Hulu Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan

Nasiah Badwi(1*), Sakinah Sakinah(2),

(1) Program Studi Geografi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Makassar
(2) Program Studi Geografi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Makassar
(*) Corresponding Author




DOI: https://doi.org/10.35580/lageografia.v20i3.34120

Abstract


In recent years, Indonesia has often been hit by various disasters, one of which is the Landslide. Landslides cause many casualties, both life and property. This study aims to: determine areas prone to landslides in the Takapala watershed, Jeneberang sub-watershed. This research approach uses land units derived from soil maps, slope maps, landform maps, and land use maps to produce 30 land units. The research variables used were rainfall, rock types, slope, soil texture, soil permeability, thickness of soil solum, depth of rock weathering, steep walls, land use, and vegetation density. The method used in this research is overlay with Geographic Information system. The sample was determined by purposive area sampling. The results showed that there are two levels of vulnerability to landslides, namely; Sufficiently Vulnerable covering an area of 3,211.30 Ha (81.44%) located in the upstream, middle and downstream parts of the watershed, the Vulnerable level covering an area of 731.69 Ha (18.56 %), spread over the upstream, and middle of the watershed. Factors that affect landslides in this area are mutually supporting one variable with another variable. Serious attention is needed so that the landslide-prone level does not increase to become very vulnerable.


Abstrak

Beberapa tahun terakhir Indonesia sering dilanda berbagai bencana,  salah satunya bencana Longsor. Bencana longsor menimbulkan banyak korban baik jiwa maupun harta benda. Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui daerah rawan bencana longsor di DAS Takapala Sub DAS Jeneberang. Pendekatan penelitian ini menggunakan satuan lahan yang diturunkan dari peta tanah, peta lereng, peta bentuklahan, dan peta penggunaan lahan sehingga menghasilkan 30 satuan lahan. Variabel penelitian yang digunakan adalah curah hujan, jenis batuan, kemiringan lereng, tekstur tanah, permeabilitas tanah, ketebalan solum tanah, kedalaman pelapukan batuan, dinding terjal, penggunaan lahan, dan kerapatan vegetasi. Metode yang digunakan dalam penelitan ini yaitu overlay dengan system Informasi Geografis. Sampel ditentukan secara purposive area sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua tingkat kerawanan bencana longsor yaitu; Cukup Rawan seluas 3.211,30 Ha (81,44 %) terdapat di bagian hulu, tengah dan hilir DAS, tingkat Rawan seluas 731,69 Ha (18,56 %), tersebar di bagian hulu, dan tengah DAS. Faktor yang berpengaruh terhadap longsor di wilayah ini yaitu saling mendukung variabel satu dengan variabel  lainnya. Perlu perhatian yang serius supaya tingkat rawan longsornya tidak meningkat menjadi sangat rawan.


Keywords


landslide; takapala watershed

Full Text:

PDF

References


Badwi, N. (2000). Evaluasi Kemampuan Lahan dan Tingkat Bahaya Erosi untuk Prioritas Konservasi Lahan di Daerah Aliran Sungai Takapala Kabupaten Dati II Gowa Propinsi Sulawesi Selatan. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Baharuddin, I. I., Badwi, N., & Darwis, M. (2021). Spatial Analysis of Water Springs Potential in Sub Drainage Basin Hulu Jeneberang South Sulawesi Province. Journal of Physics: Conference Series, 1899(1), 12064.

Darwis, M. R., Uca, U., & Yusuf, M. (2021). PEMETAAN ZONASI DAERAH RAWAN BENCANA LONGSOR BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DI DAS JENEBERANG KABUPATEN GOWA. Jurnal Environmental Science, 3(2).

Dibyosaputro, S. (1999). Longsorlahan Di Daerah Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Majalah Geografi Indonesia, 16(2), 13–34.

Hadmoko, D. S., Lavigne, F., Sartohadi, J., & Hadi, P. (2010). Landslide hazard and risk assessment and their application in risk management and landuse planning in eastern flank of Menoreh Mountains, Yogyakarta Province, Indonesia. Natural Hazards, 54(3), 623–642.

Ichsan, I. (2015). Identifikasi Daerah Rawan Bencana Longsor Lahan Sebagai Upaya Penanggulangan Bencana di Kabupaten Sinjai. Sainsmat: Jurnal Ilmiah Ilmu Pengetahuan Alam, 3(2).

Iqbal, P. (2018). Geologi Kuarter dan Cuaca Daerah Lampung Barat, Kaitannya dengan Kejadian Longsor (Studi Kasus Jalur Jalan Transek Lampung Barat). Jurnal Geologi Dan Sumberdaya Mineral, 19(3), 163–169.

Karlina, I. I. (2016). Analisis Tingkat Kerawanan Longsor Pada Sebagian Jalan Kelas Iiic Di Sub-Das Gesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Universitas Gadjah Mada.

Lusy, I., Suwarni, N., Miswar, D., & Jaya, M. T. B. S. (2020). Pemodelan Bencana Longsor Berbasis Spasial. LaGeografia, 19(1), 16–27.

Nasiah, N., & Invanni, I. (2013). Zonasi Daerah Rawan Bencana Longsor di Sulawesi Selatan.

Nursa’ban, M. (2010). Identifikasi Kerentanan dan Sebaran Longsor Lahan Sebagai Upaya Mitigasi Bencana di Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo. Jurnal Geografi Gea, 10(2).

Sugianti, K., Mulyadi, D., & Sarah, D. (2014). Klasifikasi Tingkat Kerentanan Gerakan Tanah Daerah Sumedang Selatan Menggunakan Metode Storie. Riset Geologi Dan Pertambangan, 24(2), 91–102.

Warren, C. R. (1955). Principles of Geomorphology. William D. Thornbury. Wiley, New York; Chapman & Hall, London, 1954. ix+ 618 pp. Illus. $8. Science, 121(3148), 637.


Article Metrics

Abstract view : 193 times | PDF view : 73 times

Refbacks



Copyright (c) 2022 Nasiah Badwi, Sakinah Sakinah

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

 

 

LaGeografia: Jurnal Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Geografi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Makassar.

Email: lageografia@unm.ac.id | +6285298749260

 

Editorial Office

Flag Counter